Opini : Iman Kurnia
SWARANESIA.COM- Bagaimana AI (Artificial Intelligence) menyimpulkan debat terbuka Calon Wakil Gubernur 10 Nov 2024 semalam? Sumbernya adalah video Live KPU yang diunggah ke youtube.
AI melakukan transkripsi otomatis terhadap seluruh materi debat yang diupload oleh KPU Jambi.
Kita awali dengan statistik, dengan jumlah view lebih 21.000 dalam waktu 19 jam, video tersebut meraih interest yang signifikan dibanding video debat Calon gubernur yang pertama 27 Oktober lalu (meskipun total view 45.000). Tapi debat Cawagub semalam meraih skor performance 100 kali diatas rata-rata unggahan channel KPU Jambi,
sementara debat Cagub hanya meraih skor performance 43 kali diatas rata-rata unggahan channel KPU Jambi. Video debat cawagub berdurasi 3.40 jam disukai 212 orang, sementara debat cagub durasi 2.47 jam disukai 475 orang. Selain itu, video debat cawagub ditonton 1.100 orang perjam (VPH: view per hour).
Bagaimana hasil analisa AI terhadap substansi debat berdasarkan video unggahan KPU Jambi?
“Calon Sudirman menyampaikan visinya untuk Jambi 2024 hingga 2029, menekankan perlunya pelayanan publik yang modern, inovatif, dan transparan. Ia menguraikan program “Jambi Besti” yang bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik melalui tata kelola yang profesional dan beretika.
Kandidat membahas pentingnya penganggaran berbasis kinerja dan mengoptimalkan sumber pendapatan daerah untuk akuntabilitas. Fokus utama perdebatan ini adalah mengenai perlindungan sosial dan inisiatif pendidikan, yang menyoroti komitmen terhadap masyarakat Jambi yang sehat dan terdidik”.
Pertanyaannya, mengapa AI tidak mendeteksi atau menganalisis paparan dari Abdullah Sani? apakah faktor distorsi audio? kejelasan artikulasi dan relevansi materi? atau ada faktor lain? barangkali ada pembanding AI lain yang bisa, tapi menurut robot vidiQ yang memang langsung tersambung ke Youtube, begitulah analisanya.