Oleh: Mohd. Indrawan Husairi
Sumpah Pemuda adalah momen bersejarah dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. Tepat pada tanggal 28 Oktober 1928, kaum muda dari berbagai etnis dan latar belakang etnis bersatu dalam semangat persatuan, kesetaraan, dan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Namun, saat kita melihat perjalanan sejarah Indonesia, kita tidak boleh mengabaikan peran penting yang dimainkan oleh kaum santri dalam pembentukan negara ini. Bagaimana kepemimpinan kaum santri dan semangat Sumpah Pemuda berdampingan dan memengaruhi perjalanan bangsa ini?
Sumpah Pemuda adalah pernyataan penting akan persatuan dan kesetaraan sebagai fondasi bagi negara Indonesia yang baru. Meskipun pernyataan ini berasal dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk kaum muda dari berbagai etnis, kaum santri juga memiliki peran yang signifikan dalam perjuangan kemerdekaan.
Sebelum Sumpah Pemuda, para santri telah lama memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap penjajahan. Mereka adalah kelompok yang telah terlibat dalam aktivitas intelektual, penyebaran pendidikan, dan penyebaran nilai-nilai Islam yang menguatkan semangat perlawanan melawan penjajah. Ketika Sumpah Pemuda diucapkan, banyak santri yang ikut serta dalam semangat persatuan dan kesetaraan.
Kepemimpinan Kaum Santri
Pendidikan memiliki peran utama dalam membentuk kepemimpinan kaum santri yang kuat. Pesantren menjadi pusat pendidikan yang mengajarkan ajaran Islam sekaligus semangat perjuangan. Di pesantren, para santri diajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab, yang merupakan aspek-aspek penting dalam kepemimpinan.
Dalam perjalanan sejarah Indonesia, beberapa tokoh penting yang berbasis santri memainkan peran kunci dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satunya adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, pemimpin Nahdlatul Ulama, yang memimpin gerakan yang mendukung kemerdekaan Indonesia dan berperan penting dalam proses negosiasi antara para pemimpin Islam dan pemerintah kolonial.
Semangat persatuan dan kesetaraan yang ditekankan dalam Sumpah Pemuda sejalan dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan santri. Kaum santri diajarkan untuk menghormati berbagai latar belakang etnis dan keyakinan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan perjuangan.
Kepemimpinan kaum santri sering kali tercermin dalam upaya untuk memediasi konflik, membangun jembatan antara kelompok yang berbeda, dan menjaga stabilitas sosial. Nilai-nilai ini, yang diajarkan kepada para santri, membentuk kepemimpinan yang mengedepankan persatuan dan keadilan.
*Kepemimpinan Kaum Santri di Masa Kini*
Peran dan pengaruh kaum santri dalam kepemimpinan Indonesia tidak berakhir pada masa kemerdekaan. Hingga saat ini, kita dapat melihat berbagai pemimpin dan tokoh masyarakat yang memiliki latar belakang santri dan terus memegang teguh nilai-nilai yang diajarkan dalam pendidikan mereka.
Kaum santri sering kali memegang peranan penting dalam gerakan-gerakan sosial dan politik. Mereka terlibat dalam upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian, meredakan konflik, dan mempromosikan persatuan di tengah masyarakat yang beragam.
Peran kaum santri dalam pembentukan kepemimpinan Indonesia adalah sebuah cerminan dari semangat Sumpah Pemuda. Keduanya memiliki kesamaan dalam fokus pada persatuan, kesetaraan, dan perjuangan. Sejarah perjuangan kemerdekaan dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan santri saling melengkapi dan membentuk kepemimpinan yang mengutamakan keadilan, toleransi, dan persatuan.
Kepemimpinan kaum santri adalah warisan berharga yang terus berlanjut dan menjadi bagian penting dalam perjalanan Indonesia. Semangat persatuan yang mereka bawa adalah sesuatu yang perlu dijaga dan dipromosikan dalam konteks masyarakat yang semakin majemuk. Sebagai bangsa, kita dapat memetik inspirasi dari Sumpah Pemuda dan kepemimpinan kaum santri untuk menciptakan masa depan yang lebih baik yang didasarkan pada kesatuan, keadilan, dan keberagaman.
Saat ini, kita sedang menghadapi pesta demokrasi menuju Pemilu 2024, yang secara pararel memilih anggota legislative dari pusat hingga daerah, serta calon presiden dan wakil presiden. Kita menghadapi situasi penting untuk mendorong perubahan struktural dan kultural, untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Peran santri menjadi sangat penting dalam situasi sekarang ini, dengan kekuatan jumlah, konsolidasi program hingga jaringan yang tersebar di hampir seluruh kawasan di Indonesia. Komuniatas pesantren perlu membangun kesepahaman bersama, menyiapkan sumpah pemuda kaum santri, untuk Indonesia dan masa depan peradaban yang lebih baik.
Kita harus bekerja lebih keras lagi, dengan menyiapkan gagasan-gagasan terbaik, mengasah kepemimpinan serta membangun komunikasi di internal kita agar menjadi solid. Santri perlu mengkonsolidasi gerakan politiknya, agar tidak hanya menjadi penutup kebutuhan politik praktis. Tapi, lebih dari itu menjadi penentu gerakan politik dengan gagasan untuk kebersamaan. Indonesia membutuhkan kelompok santri sebagai navigator untuk membangun kerja politik kebangsaan dan menguatkan peradaban. Insya Allah Indonesia akan menjadi negeri yang lebih sejahtera. Amin.
*Mohd. Indrawan Husairi*
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama,
Calon DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa Dapil Provinsi Jambi.