Sri Mulyani Indrawati, nama ini terlintas begitu saja, apalagi setelah membaca kondisi perekonomian yang diambang drop bahkan mengalami resesi di era pandemic covid 19. Tapi nama Sri Mulyani masih begitu mantap di dalam pikiran.
Tak, berlebihan wanita kelahiran Lampung, 58 tahun lalu itu seperti brand, merek dagang yang berhasil “dijual” hingga tingkat internasional.
Nama wanita berkacamata yang terdiri tiga kata itu begitu Indonesia banget, Sri nama ini pasti nama yang berasal dari lokal Indonesia. Ketika menyebut nama Sri rasanya tak jauh dari faktor Jawa dari nama tersebut. Disusul dua kata belakang namanya Mulyani Indrawati. Hey, lihatlah tak ada embel-embel asing dari namanya ini. Tak ada aksen barat bahkan aksen arab yang kerap dipakai kebanyakan oleh orangtua di Indonesia. Lokal sekali.
Seperti kutipan Wikipedia, Namanya bercorak bahasa Jawa dan berhuruf Sansekerta. Sri berarti sinar atau cahaya yang bersinar, yang merupakan nama yang umum bagi perempuan Jawa. Mulyani berasal dari kata mulya, juga berarti berharga Indrawati berasal dari kata Indra dan akhiran feminin -wati.
Brand lokal laku hingga tingkat global. Kenapa demikian, karena ia mampu berkiprah hingga menaklukan Bank Dunia (World Bank) menduduki posisi prestisius nan bergengsi. Jadi itu sudah cukup menjelaskan orang bernama Sri Mulyani Indrawati ini bukan ‘kotak kardus’-(pengganti istilah kaleng-kaleng)
Rasaya tak cukup puas jika memuji prestasi dan kiprah jika berdasarkan pandangan subjektif, pake paradigma pribadi, tanpa story dan data yang tepat untuk menceritakan sosok Sri Mulyani ini.
Bayangkan saja, menteri yang menjadi tulang punggung sebanyak 200 juta jiwa lebih penduduk Indonesia itu, juga punya rumah tangga yang harus diasuhnya setiap hari. Istri dari Tony Sumartono yang juga seorang ekonom dan kemudian mempunyai tiga anak, juga harus menyiapkan makanan dan melayani keluarga, tapi lantas harus mengurusi keluarga besarnya, bangsa Indonesia. Salut
Menteri Perempuan Paling Bertahan
Sri Mulyani mengabdi menjadi menteri sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tepatnya pada tahun 2005, dia langsung ditunjuk sebagai menjadi menteri keuangan. Ialah menteri perempuan pertama Indonesia sejak era reformasi, sebagai pendahulunya yakni Menteri Keuangan pada era Presiden Gus Dur (26 Oktober 1999 – 9 Agustus 2001) : Bambang Sudibyo, lalu Budiono menjadi menteri keuangan saat era presiden Megawati.
Setidaknya sejak era Presiden SBY pada tahun 2005 hingga Presiden Jokowi pada tahun 2018 Sri Mulyani dipercaya memegang tampuk keuangan negara, mulai dari kepala bappenas hingga menteri keuangan.
Dari 33 menteri perempuan yang pernah berkiprah Sri Mulyani adalah satu dari deretan diantara perempuan yang paling lama bertahan menjadi menteri. Seolah perannya tak tergantikan, meski dia seorang perempuan.
Prestasi Sri Mulyani
Segunung prestasi menteri jebolan University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A ini, Pada tahun 2017 Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia 2017 oleh majalah Finance Asia yang berada Hong Kong.
Prestasi ini menandakan beliau behasil mengurangi target defisit fiskal dari yang dikhawatirkan menembus angka 3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB.
Ia juga dianggap mampu memperbaiki sistem perpajakan Indonesia lewat program pengampunan pajak (tax amnesty) yang mana realisasi pembayaran tebusannya jauh melebihi proyeksi Bank Indonesia.
Di era Sri Mulyani, Pemerintah Pusat untuk pertama kalinya dalam sejarah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun Anggaran 2016 dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Prestasi lainnya adalah ketika dia menagih pajak pada perusahaan raksasa seperti Google dan Facebook.
Pada tanggal 11 Februari 2018 dalam acara World Government Summit di Uni Emirat Arab, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister Award). Penghargaan diserahkan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid yang merupakan Wakil Presiden UAE, Perdana Menteri dan Penguasa Dubai.
PENUTUP
Sri Mulyani (titik) belum ada lagi wonder women seperti dia, berada di garis depan mempertahankan bangsa Indonesia. Menjadi tulang pungung perekonomian Indonesia.
Dari segala macam kekurangan, bicara soal hutang negara, atau kasus keuangan tentu adalah urusan dia yang belum tunai diselesaikan. Namun ia belum menyerah untuk mengatasi masalah tersebut.
Sungguh, sekali saja dia menyerah, kacaulah keuangan negara. Kalau keuangan negara kacau, apa yang terjadi. Naudzubillah !
Maka tak berlebihan dong jika pada karir selanjutya Sri Mulyani mendapatkan posisi penting di bangsa ini, Presiden ?, ya Wakil Presiden minimal !.