SWARANESIA.COM- Kampanye Pilkada Sungaipenuh semakin panas. Hampir terjadi kerusuhan antar sesama pendukung. Ini dipicu adanya penghadangan dari warga.
Kronologi penghadangan ini terjadi saat setelah prosesi penyambutan oleh warga simpatisan Fikar-Yos di Desa Sri Menanti. Setelah penyambutan, Fikar-Yos didampingi masyarakat Koto Baru langsung berjalan blusukan. Namun sekitar 50 meter berjalan, terjadilah penghadangan oleh masyarakat yang sambil mengacungkan jari telunjuk simbol angka satu, nomor urut paslon Ahmadi-Zubir.
Dilokasi penghadangan, aksi adu mulut mulai pecah. Situasi kian memanas, ketika kedua massa saling berdekatan dan terjadi saling dorong. Upaya meredam masa oleh tetua kedua pihak juga tidak berhasil, saling dorong terus saja memanas. Buntutnya, terjadi lemparan batu dari kumpulan pihak yang menghadang.
Kondisi mulai tak terkendali, dua massa terlibat kontak fisik. Sementara lemparan batu saling berterbangan. Massa makin panik dan berupaya menyelamatkan diri. Sejumlah orang terkena lemparan batu. Bahkan satu warga perempuan terpaksa dilarkan ke rumah sakit.
Saat itu, Fikar-Yos langsung diselamatkan loyalis dan simpatisan setempat, dan berhasil menghindar dari kerumunan massa penghadang yang beringas ala premanisme. Situasi kian mencekam, aprat pun juga melepas tembakan peringatan untuk mengurai massa.
Ketua Tim Kampanye Fikar-Yos, Fajran, mengutuk keras adanya aksi penghadangan ini. Menurut dia aksi penghadangan yang dilakukan sudah bermuatan aksi premanisme, apalagi sudah ada korban. Apalagi penghadangan ini merupakan kali kedua di Koto Baru.
“Kita sangat menyayangkan kejadian hari ini. Kegiatan kampanye Fikar-Yos, bukan lah kegiatan illegal, serta dalam UU kampanye ini memang hak paslon,” ungkapnya.
Ditambahkannya, blusukan Fikar-Yos ke Koto Baru bukan lah sekedar kampanye semata. Namun seperti ditempat lain, blusukan Fikar-Yos dengan membawa misi kemanusiaan untuk memperteguh tali silaturrahmi dengan masyarakat, khususnya masyarakat Koto Baru.
“Disamping bertemu tokoh-tokoh masyarakat, Fikar-Yos juga menjenguk warga yang sedang sakit, orang tua yang lanjut usia, dan anak yatim dan fakir miskin. Karena Fikar-Yos memiliki simpati dan ingin mendoakan masyarakat Koto Baru,” ungkapnya.
Kedatangan Fikar-Yos bertemu langsung dengan warga, sebagai dasar Fikar-Yos dalam menyusun program pembangunan untuk Kota Sungaipenuh kedepan. “Selain itu, Fikar-Yos juga bertemu tokoh adat dan tokoh agama. Fikar-Yos memahami betul, bawah anjuran para ulama untuk memperbanyak silaturrahmi, agar apa yang dilakukan menjadi berkah,” ungkapnya.
Gerakan Penolakan Pasangan Nomor Urut 2 Fikar Azami – Yos Adrino (Fiyos) di beberapa Desa di Sungai Penuh beberapa hari terakhir ini, diduga kuat dilakukan oleh Pendukung dari salah satu Pasangan Calon yakni Ahmadi – Antos alias AZAS.
Dugaan tersebut dikarenakan, dalam aksi yang dilakukan beberapa kali, terlihat dilakukan oleh tim dari Paslon 01. Seperti terjadi di Koto Lebu, Simpang Tiga Koto Lolo, dan Koto Baru. “Penolakan di beberapa Desa terhadap paslon Fikar itu bukan penolakan yang dilakukan Masyarakat secara keseluruhan, melainkan beberapa oknum, dan oknum itu terindikasi telah berafeliasi terhadap salah satu Pasangan Calon yakni Paslon nomor urut 1, Ahmadi Zubir – Alvia Santoni,” ujar Jon Afrizal, tim media center Fiyos.
Jika dipandang dari aspek politik, Jon mengatakan langkah penolakan itu bisa dikualifikasikan sebagai gerakan Provokasi yang sengaja mengadu domba masyarakat. Buktinya, demonstrasi yang dilakukan oleh orang-orang tertentu itu merupakan orang-orang yang mendukung AZAS.
“Banyak kok orang Pesisir Bukit, dan Kumun Debai yang mendukung FIYOS, jadi kalau ini dibilang provokasi saya anggap masuk dalam kualifikasi karena yang melakukan Demo adalah orang-orang tertentu yang jelas mendukung AZAS,” pungkasnya.
Olehnya itu, Bawaslu, KPU dan Aparat penegak hukum diminta harus bertindak tegas, karena gerakan tersebut bisa saja menghalangi agenda Pemilu yang telah ditetapkan oleh KPU.
Menurut Jon, bahwa gerakan penolakan terhadap salah satu pasangan Calon kandidat merupakan sebuah sikap yang merusak demokrasi. Karena penolakan pada saat berlangsungnya kampanye maka itu sudah masuk peristiwa hukum dan bisa ditindak sebagai pidana pemilu sesuai dengan UU Nomor 1 Tahun 2015.
Sementara itu Syahmudin Rio, Tokoh Masyarakat Pesisir Bukit, dikonfirmasi mengatakan bahwa melihat kejadian beberapa hari ini, artinya Demokrasi di Sungai Penuh saat ini sudah tidak berjalan dengan baik lagi.
Padahal, masyarakat Pesisir Bukit menerima siapapun yang ingin menyampaikan program dan Visi Misi setiap paslon kepada masyarakat. Sehingga, masyarakat tau siapa yang ingin dipilih. “soal siapa yang menang, itu nanti, yang jelas biarkan Demokrasi berjalan secara baik, jangan sampai seolah – olah, masyarakat Pesisir Bukit dinilai belum pandai dalam berdemokrasi,” tegasnya.
Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat Kecamatan Pesisir Bukit untuk tetap mengedepankan nilai-nilai Demokrasi. Sehingga, apa yang diinginkan masyarakat memimpin Sungai Penuh, sesuai dengan kehendak dan keinginan masyarakat.
Kampanye pasangan calon walikota dan wakil walikota, Fikar Azami-Yos Adrino kembali dihadang. Penghadangan kali ini saat Fikar-Yos menggelar blusukan di Kecamatan Koto Baru. Sangat disayangkan, aksi penghadangan yang dilakukan sejumlah oknum masyarakat seperi aksi premanisme.