Pada 20 Oktober 2024 Joko Widodo akhirnya pensiun di usia 63 tahun. Hampir separuh hidupnya dipersembahkan untuk mengabdi pada rakyat Indonesia, dari mulai Walikota Surakarta, Gubernur Jakarta Hingga Presiden Republik Indonesia.
Kenapa disebut hampir separuh hidupnya habis untuk mengurus rakyat Indonesia. Mari kita cek lama pengabdian Presiden Jokowi ini. Dia menjadi walikota Surakarta dari tahun 2005 hingga 2012 (7 tahun) lalu menjadi Gubernur Jakarta 2012-2014 (2 tahun) lalu menjadi Presiden Republik Indonesia 2014-2024 (10 tahun) jika dijumlahkan maka tak kurang 19 tahun beliau mengabdi, jika dikurangi dengan usianya sekarang yakni 63 tahun, maka dia mulai mengabdi sekitar usia 44 tahun.
Dalam hal ini saya sangat tertegun dengan berakhirnya jabatan Jokowi yang mungkin tidak akan lagi mengabdi pada negara pada konteks jabatan, semuanya sudah selesai dan tinggal menikmati apa yang sudah diperbuat dan menjadi rakyat biasanya.
Kebanyakan bapak-bapak pada masa pensiun menghabiskan waktunya dengan melakukan banyak hobi, seperti memelihara burung, berkebun atau lainnya. Seperti presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono yang mengisi masa pensiun dengan hobi melukis. Apakah Jokowi akan melakukan hal sama? Apa hobinya.
Hampir 20 tahun Jokowi mengisi waktunya dengan kesibukan, hampir tidak ada waktu untuk mengurusi hal lain termasuk keluarga. Karena banyak sekali energi dan waktu yang disalurkan untuk bekerja sebagai Kepala daerah hingga kepala negara.
Hidupnya penuh dengan keriuhan, kesibukan dan pelayanan yang tak habis-habisnya. Jangan cepat menghakimi, coba anda berlaku seperti presiden sehari saja dengan waktu 24 jam, sanggupkah menjalaninya?
Sebagai pejabat dia sudah berhenti, sudah selesai, meski secara pikirannya masih sangat dibutuhkan. Tapi secara aktualisasi dia sudah tidak lagi mengurus negara ini?
Apa yang dia rasakan saat ini.
Begitu pulang ke Solo dengan status yang “baru” cucu datang menghampiri minta digendong, cucu lainnya merengek minta dibeliin makanan dan mainan, sementara istri sudah menyiapkan sup kesukaan yang terhidang hangat di meja makan.
Pensiun yang sangat didambakan banyak orang.
Tapi sepertinya berbeda, dia Presiden terbiasa dilayani, terbiasa dengan kesibukan, tiba-tiba semua berhenti.
Jokowi tetaplah Jokowi, manusia biasa, rakyat kebanyakan yang harus menuju fase istirahat alias pensiun.
Nyaman kah beliau? Mungkin fase itu adalah fase paling sunyi dan sepi yang dia hadapi, tak ada kesibukan dan tak ada keriuhan. Kehidupan berubah total.
Tetangga saya diusia 55 tahun sebagai pensiun sebagai kepala dinas di sebuah instansi, hari-harinya berubah drastis hingga mengalami kejenuhan karena kelamaan menganggur. Akhirnya dia memilih untuk menjadi pengurus mesjid. Ada juga yang mencalonkan diri menjadi ketua RT untuk mengusir kejenuhan.
Nah bagaimana dengan Jokowi? Dia bukan ketua partai seperti Megawati dan SBY yang masih bisa memberi sumbangsih pikiran dan tenaga.
Apa yang dilakukan Jokowi ketika dirinya pensiun? Yang pasti akan merasakan kejenuhan dan kesepian karena terbiasa hidup dalam kesibukan.
Akhirnya selamat pensiun Joko Widodo, semua beban dipundak sudah dipindahkan ke pemimpin selanjutnya. Sekarang kau akan merasakan apa yang kau bangun dan kau buat.
Kalau kau memang orang biasa, masa pensiun ini akan merasakan bahagianya mendengar suara token listrik, beras yang hampir habis dan keprihatinan kehidupan yang orang biasa rasakan. Ya itu kalau kau orang biasa.
- foto hanya ilustrasi mirip dengan Joko Widodo