Oleh : Wawan Novianto
Kalo dikatakan pintar, tentu mahasiswa bukan yang paling pintar, banyak doktor dan ahli yang lebih pintar. Kalo dikatakan kaya, mahasiswa jauh sekali dari kaya. Lalu, apa yang dimiliki mahasiswa, ya tentu semangat. Maka jika semangat tak ada, matilah mahasiswa itu.
Hari hari terakhir aksi demonstrasi mahasiswa menyeruak di seluruh penjuru negeri. Dan saya ucapkan selamat datang mahasiswa!
Dari demonstrasi itu, alih alih mensuport, malah banyak mantan aktivis yang sinis dan tak mendukung langkah mahasiswa tersebut.
Mantan mantan aktivis itu mencari cari dalih untuk meruntuhkan semangat mahasiswa yang turun ke jalan. Mulai daru dalih ideologi, sampai dalih yang didasari dari kemapanan.
Dalih ideologi menyebutkan bahwa RUU yang dipersoalkan mahasiswa sudah tepat. Dalih kemapanan sama dengan sebelumnya, menyebut mahasiswa harusnya belajar saja, karena saat ini mahasiswa tau apa, “Mahasiswa saat ini hanya tau main PUPG dan Mobile Legend”.
Wajar saja suara suara sumbang itu muncul. Mantan aktivis sudah terlalu mapan ekonominya, dan mahasiswa juga terlalu lama hanyut sebelumnya.
Tapi, momen demonstrasi yang terjadi saat ini harusnya kita dukung. Ini langkah awal yang baik untuk kehidupan berdemokrasi negara kita. Apapun isu yang saat ini dibawa oleh mahasiswa, tentu ini tidak ada niat mahasiswa menghancurkan negaranya, pasti mahasiswa berniat memperbaiki negaranya.
Bisa jadi ini adalah puncak jengah mahasiswa dengan stagnansi kehidupan bernegara, dimana korupsi merajalela, kemiskinan bertambah, lapangan kerja yang sulit.
Mahasiswa menjadi gambaran fenomena bonus demografi bangsa indonesia. Mereka adalah masalah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Dan selama ini, pemerintah abai terhadap hak hak mahsiswa, hak hak anak muda.
Pemerintah harusnya memberi pelayanan dan jaminan bagi mereka. Jaminan pendidikan murah, jaminan lapangan kerja dan kesejahteraan. Tapi jaminan itu seperti angan angan dan janji para politisi saja.
Mahasiswa bergerak, demokrasi akan semakin maju. Pemerintah akan lebih bijak dalam mengambil keputusan kedepannya. Ini yang kita harapkan, ada pihak yang menjadi kontrol sosial dan kontrol kehidupan berbangsa.
Kontrol dimana partai politik melalui perwakilannya di parlemen sudah sulit mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Mari kita pertahankan semangat yang ada pada mahasiswa, mari perkuat posisi mahasiswa. Hapuskan niat pengkondisian mahasiswa dengan kurikulum yang saklek.
Sekali lagi, selamat datang mahasiswa !
Discussion about this post