Kalian kalau ke kafe ngapain aja? Yakin cuma ngopi, ngobrol, kerja atau cuma nongkrong saja? Ya barangkali banyak lagi yang bisa dilakukan di kafe, karaoke atau lainnya masih banyak. Tapi ada satu lagi yang sebenarnya bisa dilakukan, dan kafe cuma jadi tempat transit. Nah, sebentar lagi kita bahas yang ini.
SWARANESIA.COM- Kafe di Jambi bagai jamur di musim hujan, banyak dan berjubel. Model dan konsepnya pun banyak. Mulai dari hanya outdoor atau indoor atau keduanya. Non musik hingga musik yang nonstop, musim live atau cuma dari aplikasi juga ada.
Namun juga kafe yang awalnya menjual kopi sebagai menu andalan, kini mulai bergeser, beberapa kafe malah menyediakan alkohol sebagai variasi minuman.
Ke kafe menjadi bagian rutinitas anak muda Jambi. Bahkan mereka menganggap ke kafe adalah untuk party, ya pesta dan senang-senang.
Dari sini semuanya bermula
Sedari senja tadi perempuan dres putih mini terus asyik dengan vapenya. Dia duduk sendiri, segelas red velvet di meja. Sesekali melihat ponsel bobanya lalu tersenyum sendiri dan mengetik sesuatu seperti mengetik sebuah pesan. Ponsel itu diletakan di meja dan mulai melakukan video call yang entah siapa itu.
Seseorang mengejutkan ku dari belakang, dan mengajak bicara, dia menawarkan seorang wanita yang dari tadi ku perhatikan itu.
” 300 bang short aja, ” Katanya saat itu.
Aku menggeleng.
Pria bertopi berjalan kemayu itu menghilang dari hadapanku dan berjalan ke meja lain.
Aku menangkap betul apa maksud dari pria itu, dia menawarkan perempuan itu untuk mengajak berkencan pada malam itu dengan harga 300 ribu saja untuk short time, sekitar dua atau tiga jam.
Dan benar, tak begitu lama wanita rambut pirang itu dihampiri lelaki berkemeja biru. Dan perempuan itu dibawa pergi dari tempat dia duduk.
Kisah seperti ini bukan sekali atau dua kali ku saksikan.
Kafe menjadi pilihan transit bagi mereka yang ingin cari hiburan lain dengan seorang perempuan. Namun tak semua kafe begitu. Ada kafe yang memang tidak menyediakan perempuan seperti ini.
Lantas aku menemui seorang pria yang menghampiri ku keesokan harinya dengan maksud mengorek informasi darinya untuk dijadikan berita dan cerita yang sedang anda baca ini.
Baca Edisi Jambi Bawah Tanah lainnya
Pria ini memang punya banyak “katalog” perempuan untuk di pilih dijadikan teman kencan malam itu.
” Banyak paket yang kami tawari. Dari cuma dari teman nongkrong hingga sewa pacar dan sampai hal lain pilih saja, dan tempatnya adalah kafe ini, ” Katanya.
Dia bercerita banyak tentang perempuan seperti apa yang disediakan dan berapa harga yang diberikan.
Dia mengatakan banyak agennya yang disebarkan ke beberapa kafe. Dan kafe memang menjadi tempat transit menunggu pelanggan menjemput.
Berbagai cara dilakukan, mulai promosi di aplikasi android, IOS. Selain itu langsung PAP lewat story aplikasi chatting di ponsel.
Atau bisa juga dilakukan dengan langsung menelpon target dengan video call dan merayu agar mau datang dan menjemput.
Fenomena kafe lainnya yakni menyediakan minuman alkohol yang beragam dengan jumlah yang terbatas, seperti bar atau diskotik.
Kafe di Jambi yang menyediakan alkohol ini masih terbilang sedikit dan sembunyi-sembunyi hanya yang biasa mampir yang diberikan. Mereka seperti berhati-hati untuk menawarkan minuman keras pada pengunjung baru datang. Minuman-minuman yang diberikan bervariasi dari harga 200 ribu per loki hingga jutaan rupiah. Rasa dan bentuknya juga banyak ragam.
Kafe yang menyediakan alkohol tidak dilakukan secara terbuka. Biasanya kafe yang seperti ini akan menawarkan seketika pukul 01.00 pagi ke atas. Kafe terlihat tutup padahal masih buka dan mereka berpesta.
Tapi ada beberapa kafe yang sudah paham dengan member dan memberikan minuman beralkohol dengan gelas yang berbeda tapi seperti gelas kopi kebanyakan.
Beberapa kafe juga menyediakan musik DJ juga bagian dari perkembangan kafe di Jambi. Namun tak bisa di justifikasi bahwa kafe tersebut adalah kafe remang-remang. Mungkin saja itu hanya untuk hiburan yang berbeda.
Namun sekali waktu sebuah kafe yang menyediakan DJ plus VJ wanita paling banyak peminat, hingga seharusnya kafe tutup pukul 23.00 tutup pukul 02.00.
Di kafe yang menyediakan DJ di tersebut (tak semuanya) menjadi tempat pesta anak muda. Rata-rata anak muda datang berpasangan atau berkelompok, yang datang sengaja untuk berpesta.
Banyak kafe-kafe di Jambi ternyata bukan hanya kafe belaka tapi juga banyak plusnya. Pelayanan yang diberikan juga berbeda-beda, jadi memang harus pandai memilih kafe yang saat ini ada khusus di Kota Jambi.
Dari banyak narasumber yang ditemui, ada berkilah bahwa dari kafe yang demikian adalah kemajuan dari sebuah kota. Beragamnya pergaulan anak muda yang sulit untuk dihentikan. Karena memang sudah jamannya begitu.
Berbeda dengan jaman dulu kafe cuma jadi tempat makan keluarga lalu pulang. Sekarang sudah banyak sekali gunanya
” Mereka juga butuh cuan, kalau jual kopi saja mana bisa untung, ” Kata salah satu pemilik kafe.
Mereka yang ke kafe khususnya coffe shop ternyata kebanyakan tak memesan kopi tapi es dan minuman segar lainnya, jarang yang minum kopi. Kalaupun ada satu atau dua orang saja.
Dari sekian banyak kafe di Jambi ini satu per satu mulai tutup. Itu karena mereka tak bisa menutupi kebutuhan kafe yang terus meningkat, belum lagi soal persaingan dengan kafe lainnya.
Memang mempunyai kafe adalah sebuah pencapaian, namun itu tak lama dan langsung tutup.
” Jadi butuh variasi dan pelayanan lebih dari sebuah kafe. Tapi yang paling penting jangan narkoba aja, bahaya, ” Katanya.
Begitu cerita pemilik kafe yang akhirnya tak mau begitu begitu saja. Karena banyak tagihan dan gaji karyawan yang harus dibayarkan.