Kita bicara soal Infrastruktur Jalan
Salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Romi Hariyanto sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur adalah peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, dengan kondisi anggaran hanya berkutat diangka 1,1 Triliun Rupiah, membuat Pria kelahiran Muarasabak ini harus memutar otak.
Bagaimana tidak, dari APBD sebesar 1,1 Triliun rupiah tersebut, kekuatan fiskalnya hanya mencapai 350 miliar rupiah, sedangkan kekuatan APBD lainnya harus dialokasikan untuk belanja wajib mengikat seperti gaji dan sejenisnya, serta pelaksanaan mandatori dari pusat seperti Alokasi Dana Desa 10 persen dari Dana Transfer setelah dikurangi DAK, belanja sektor pendidikan sebesar 20 persen, belanja sektor kesehatan sebesar 10 persen dan DAU yang telah ditentukan peruntukan serta mandatori-mandatori lainnya
Tidak cukup sampai disini, dari anggaran 350 miliar tersebut harus dialokasi lagi ke seluruh perangkat daerah diluar belanja pegawai dan belanja mandatori, sehingga hanya sekitar 140 miliar rupiah yang dapat dialokasikan untuk pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan.
Baca edisi sebelumnya
Mantan Sopir Angkot Hingga Jadi Bupati Dua Periode Jadikan Tanjabtim Berprestasi dan Berkembang (1)
Sepintas angka 140 miliar merupakan anggaran yang besar, akan tetapi di sektor infrastruktur khususnya untuk pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan besaran ini tidak signifikan untuk merubah status jalan menjadi status mantap (rigid beton). Sedangkan kondisi yang eksisting panjang jalan yang merupakan kewenangan kabupaten berkisar 1.235 Km dengan kondisi 19 persennya berupan jalan rigid beton. Hal ini berarti terdapat 1.000 kilometer lebih status jalan kabupaten yang belum mantap/rigid beton, apabila diasumsikan biaya peningkatan jalan rigid beton dengan kontur tanah rawa gambut berkisar 8 Miliar rupiah per kilometernya, dibutuhkan anggaran sedikitnya 8 Triliun rupiah untuk meningkatkan status jalan.
Dengan ketersediaan anggaran untuk pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan hanya 140 miliar pertahunnya, Tanjabtim butuh 57 tahun untuk meningkatkan status semua jalannya menjadi rigid beton. Rasanya 57 tahun pun sepertinya tak cukup, karena angka 140 miliar itu juga diperuntukan untuk membuat jalan baru, perbaikan jalan dan jembatan.
Untuk menyiasati ini, ada beberapa cara yang dilakukan Romi, untuk menjaga kondisi agar jalan tetap bisa dilalui diantaranya :
A. Membuat gebrakan melalui Program Multi pembiayaan infrastruktur jalan, dengan menggabungkan sumber pembiayaan CSR, dana Inpres dan APBD Tanjabtim dalam satu ruas jalan.
B. Menumbuhkan solidaritas pengguna jalan yang disupport oleh pemerintah dengan menyediakan alat berat untuk memperbaiki jalan yang rusak secara swadaya, terutama jalan kewenangan provinsi jambi, agar mobilisasi jalur ekonomi tetap terkondisi.
C. Laporan berkala Camat tentang kondisi jalan diwilayahnya kepada Bupati melalui Radio Handy Talky, selanjutnya Bupati memerintahkan Dinas PUPR untuk segera ditindaklanjuti dalam perbaikan tanggap darurat.
Bersambung