SWARANESIA.COM- Pesawat Sriwijaya Air SJ – 182 dipastikan jatuh setelah lepas landas dari Jakarta ke Pontianak. Namun hingga saat ini tim Basarnas terus mengupayakan mencari korban peristiwa pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Bertindak sebagai pilot yakni Afwan dan sebagai co pilot yakni Fadly Satrianto. Mempunyai rekam jejak penerbang yang tangguh dan jam terbang yang tinggi.
Kapten Pilot Afwan merupakan sosok di balik kemudi pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pilot senior ini ternyata mantan penerbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.

Profil pilot Afwan sangat unik karena sering menggunakan peci putih untuk penutup kepala.
Berdasarkan rilis Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau), Capt Afwan merupakan penerbang TNI AU periode 1987-1998. Dalam rekam jejaknya, Afwan pernah berkarier di Skadron Udara 4 dan Skadron Udara 31.
Diketahui Skadron Udara 4 merupakan satuan udara angkut ringan di bawah jajaran Wing Udara 2, Komando Operasi Angkatan Udara II yang bernaung di bawah Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur. Skadud mengoperasikan pesawat C-212 Casa seri 200.
Sementara Skadud 31 merupakan satuan di bawah kendali Wing Udara 1 Lanud Halim Perdakusuma yang bertugas sebagai skadron angkut berat. Skadron ini mengoperasikan pesawat angkut Hercules.
Sementara itu co Pilot Fadly Satrianto baru saja merencanakan akan menikah pada tahun ini. Namun takdir berkehendak lain.
Lalu akun twitter Windy Marzuki minta doa agar yang terbaik buat co Pilot Fadly Satrianto
Mohon doanya utk adik kami tercinta co-pilot Fadly Satrianto yg berada dlm penerbangan #SJ182 semoga diberikan yg terbaik utknya dan mohon doa utk kelg kami Marzuki fam agar diberikan kekuatan  aamiiiiin yaa Robbal alaamiiiiin
Lalu akun twitter fiftyshadesoft_x mengabarkan bahwa coba Pilot Fadly Satrianto akan segera menikah
calon suaminya kakak kelasku, kaget bgt pas liat sg nya. semoga dalam lindungan Allah SWT ka fadly
Sebelumnya diberitakan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten dengan tujuan Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
Pesawat tersebut terbang dari Bandara Soetta pukul 14.36 WIB. Kemudian, pesawat itu berada di ketinggian 1.700 kaki pada pukul 14.37 WIB
Kemudian, pesawat diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen. Setelah itu, pesawat hilang kontak pada pukul 14.40 WIB