Oleh : Muhlisin
Tak mudah menjadi Pak Mashuri. Pasti. Wabup yang kita menjadi Plt Bupati Merangin, ‘lone striker’ mengurus Merangin di tengah carut marut pandemi Covid-19. Karena Bupati Al Haris tengah fokus dalam upayanya memenangkan Pilgub Jambi 9 Desember 2020.
Jadi Pak Mashuri itu berat. Di penghujung tahun, beban pekerjaan sudah lah pasti menumpuk puk puk. Sementara pasukan inti belum tentu fokus 100% karena perhatian yang sedang terbagi.
Jadi Pak Mashuri itu berat. Berat sekali. Saya tau cukup mafhum itu, karena pernah mendampingi Pak Hasan Basri Harun (HBH) waktu jadi Wabup Merangin, berbilang tahun lalu. Wabup itu tak terlalu ‘basengek’. Kadang oleh orang tertentu, termasuk bawahan, sedikit dianggap sepi.
Dalam situasi yang seperti ini, jadi Pak Mashuri itu semakin berat. Berat sekali ya Pak. Guru saya di SMAN 1 Merangin ini pun terpaksa tetap tampil ke publik dengan kondisi kesehatannya yang tak begitu mumpuni.
Tabung oksigennya ikut ke kantor bupati. Beliau tentu bukan lagi cari simpati. Melainkan memang tak prima kondisinya. Bahkan ke rapat paripurna DPRD pun tabung oksigen tetap terpasang.
Tentu ya, berat sekali. Jadi teringat beberapa tahun lalu, beliau mengundurkan diri dari Kadis Pendidikan Merangin. Alasan ingin fokus ngurus cucu. Itu saja menandakan beliau punya beban tak sedikit.
Terlebih saat ini. Jadi Plt Bupati, tengah pilkada pula.
Tapi satu hal. Hampir terlewatkan. Tabung oksigennya itu semestinya MENAMPAR jajaran Pemkab Merangin (kalau ada) yang masih bekerja setengah hati. Jangn biarkan Pak Mashuri sendiri. Temani, ayo temani.
Oya Pak. Saran saja. Kalau misalnya Pak Haris nanti menang pilgub Jambi, jadi gubernur. Bapak jangan lama-lama memerintah sendiri. Segera cari dan tetapkan wakil bupati Pak. Biar pekerjaan bisa dibagi.
Semoga cepat sehat Pak Mashuri.
Doa ku, murid mu yang nakal.
Discussion about this post