Oleh: Mahyudi
Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Provinsi Jambi
Pasca komunikasi politik yang panjang dengan Bacalon Bupati/Wakil Bupati Batang Hari Muhammad Fadhil Arief-H. Bakhtiar (FB), akhirnya Gelora resmi menyatakan dukungannya. Diawali dengan silaturahmi hingga pembicaraan serius tentang strategi pemenangan telah di lewati. Dan saat ini adalah fase kerja pemenangan untuk pasangan FB dan DPW Partai Gelora Indonesia (Gelora) Provinsi Jambi yang telah memiliki modal struktur hingga PAC di Kabupaten Batang Hari telah mengeluarkan maklumat internal untuk memenangkan FB di Pilkada 2020 ini.
Banyak yang bertanya kepada Penulis, mengapa Gelora mendukung kandidat yang sama sekali belum berpengalaman di dunia politik? Kandidat yang kantongnya bisa di ukur? Atau mengapa tidak mendukung kandidat lain yang justru bisa memberikan benefit politik yang lebih wow? Banyak lagi pertanyaan yang muncul. Yang jelas, dukungan Gelora kepada FB itu bukan tanpa perhitungan. Semua sudah di pikirkan dan memperhatikan arus suara masyarakat Kabupaten Batang Hari yang menginginkan perubahan.
Secara formal alasan Gelora mendukung FB sebenarnya sangat sederhana. Merujuk dari hasil penjaringan aspirasi seluruh kader dan simpatisan Gelora. Secara bulat suara kader menginginkan runtuhnya bangunan trah politik yang telah bercokol di Batang Hari hampir 20 tahun lebih. Baik DPD dan DPC Gelora kompak dan tegas menyuarakan bahwa masyarakat membutuhkan darah baru yang bisa membawa Kabupaten Batang Hari menjadi lebih baik. Terlepas dari belenggu trah politik lama. Masyarakat sudah cukup memberikan waktu buat dinasti oligarki politik untuk mengurusi hajat hidupnya. Dan kebetulan, 2 kandidat yang akan menjadi kompetitor FB adalah bagian dari keluarga yang telah menikmati privilege sebagai orang nomer satu di Bumi Serentak Bak Regam.
Masyarakat Batang Hari telah merasakan dan bisa menilai jejak sentuhan tangan dingin para pendahulu trah politik tersebut. Ada plus dan ada minus. Yang pasti jika merujuk pada Jambi dalam angka tahun 2020 yang di rilis BPS, Kabupaten Batang Hari memiliki catatan 9.75% penduduk miskin dan berada di peringkat ke 3 se Provinsi Jambi. Jelas ini bukanlah posisi yang mengenakkan kalau tidak mau menyebutnya sebagai posisi memalukan.
Disamping itu, Gelora juga mengkalkulasi rekam jejak FB yang meliputi faktor kapasitas, visinya untuk tanah kelahiran hingga integritas. Dari sisi kapasitas dan pengalaman, duo FB teruji sebagai birokrat hingga level tertinggi di pemerintahan Kabupaten. Keduanya berposisi sebagai Sekda yang pastinya mengerti seluk beluk birokrasi efektif. Tata kelola pemerintahan dan anggaran yang menunjang pelayanan terhadap masyarakat. Telah memiliki jaringan di lingkup pemerintahan provinsi maupun pusat yang bisa di gunakan untuk mengakses program-program yang saling berintegrasi antara Kabupaten, provinsi hingga pusat. Jika di tilik dari visinya, modal sebagai abdi negara dirasa cukup untuk mengenal utuh potensi daerah dan memanfaatkannya untuk kemakmuran rakyat. Batang Hari memiliki potensi yang komplit mulai sektor pertambangan, perkebunan, pertanian, perikanan, perdagangan, pariwisata, sektor ekonomi kreatif yang semuanya memerlukan tata kelola baru. Makanya sangat tepat duo FB memiliki tagline arah baru. Bermakna spesifik tentang arah pembangunan Batang Hari yang ingin FB jalankan. Arah baru yang berbicara tentang setting ulang kebijakan yang akan diterapkan. Tidak lagi mengikuti pola lama. Cukup sudah era pemerintahan yang miskin terobosan. Berganti dengan perubahan-perubahan mendasar agar stagnasi pembangunan di Kabupaten Batang Hari segera berakhir. Dan yang menarik, ada kesamaan tagline antara Gelora dengan FB. Yakni sama-sama mengusung semangat Arah Baru. Arah Baru Batang Hari, Arah Baru Indonesia.
Selanjutnya soal integritas. Gelora mencermati bahwa hingga saat ini belum ada kasus hukum maupun kasus penyakit masyarakat (pekat) yang menjerat pasangan FB. Gelora meyakini bahwa baik kasus hukum maupun pekat bakal menjadi beban yang tidak bisa di sepelekan. Akan sangat menguras energi dan konsentrasi. Sehingga tidak bisa fokus dalam bekerja untuk pelayanan kepada masyarakat. Andai kata FB pernah tersandera kasus korupsi. Bagaimana FB bisa bersuara lantang tentang pemberantasan korupsi di lingkup birokrasinya. Atau misalnya FB pernah di ketahui menikmati narkoba. Bagaimana FB bisa menyeru berantas dan jauhi narkoba. Lidah itu pasti terasa kelu kawan. Ibarat pepatah, bagai menepuk air di dulang terpercik muka sendiri.
Jadi kesimpulannya, dalam edisi Pilkada 2020 kali ini, Gelora dan FB sepakat berkolaborasi mendongkel kekuatan dinasti politik lama. Tidak mudah, namun berangkat dari keyakinan kuat dan niat luhur berpadu dengan gelombang aspirasi perubahan yang di rindukan masyarakat Batang Hari, kerja tim pemenangan di semua level serta di bingkai dengan doa memohon keberkahan dan kemenangan, InsyaAllah aroma kemenangan sangat terasa. Semoga.