BERITANASIONALSOSOK

Perubahan Drastis Adian Napitupulu Dari Orang Susah Sampai Jadi Anggota Legislatif

×

Perubahan Drastis Adian Napitupulu Dari Orang Susah Sampai Jadi Anggota Legislatif

Share this article

SWARANESIA.COM- Foto perbandingan Adian Napitupulu yang dulu dengan yang sekarang beredar di media internet seiring aksi demonstrasi mahasiswa di seluruh Indonesia. Seolah-olah, Adian yang dulu bukanlah yang sekarang. Benarkah?

Adian dulu adalah demonstran era reformasi yang garang menentang Orde Baru. Setelah dia menjadi wakil rakyat di Senayan, dia menjadi buah bibir karena nampak tidur saat rapat.

Baca juga: Parodi tentang Demonstran 1998: Aku yang Dulu Bukanlah yang Sekarang

Adian lahir di Manado, 9 Januari 1971. Di usia 10 tahun, putra dari pegawai Kejaksaan ini kemudian kehilangan ayahnya. Lulus SMA di Jakarta, dia kesulitan keuangan untuk melanjutkan ke jenjang kuliah.

Perjalanan hidup membuat Adian harus bekerja dulu selepas SMA. Dia memutuskan bekerja sebagai kondektur bus yang mangkal di kawasan Hek, Kramat Jati. Beberapa bulan kemudian, dia pindah pekerjaan dengan menjadi buruh di pabrik kayu di Marunda. Tahun 1991, sambil bekerja dia diterima di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia. Di pabrik, Adian aktif menggalang aksi buruh dan terlibat banyak demonstrasi.

“Gua akhirnya dipecat karena demo empat kali dalam sebulan,” katanya sebagaimana diberitakan detikX, 19 Mei 2017.

Kuliahnya di UKI sempat terbengkalai. Dia baru lulus tahun 2007. Soalnya pada 1996 saat dia sedang menyelesaikan tugas akhir, dia terpaksa meninggalkan kampus untuk berdemonstrasi mendukung Megawati Soekarnoputri di PDI. Kerusuhan di markas PDI memaksanya lari dari Jakarta. Adian sempat mengadvokasi korban lintasan saluran udara tegangan ekstratinggi di Desa Cibentang, Parung, Bogor, Jawa Barat. Sekembalinya ke Jakarta, suasana sudah panas menentang rezim Presiden Soeharto.

“Kami membangun lagi perlawanan di kampus,” ujar lelaki berdarah Batak-Cirebon itu. Perlawanan terhadap rezim Presiden Soeharto.

Suatu saat pulang dari aksi, Adian harus melewati kerumunan tentara. Tentara tersebut menyuruh Adian dan kawan-kawannya memutar arah dan mengambil jalan lain. Ketika Adian menolak, tentara-tentara itu memukul dan menyuruhnya jongkok.

“Gua ditendang jatuh, bangun lagi. Begitu terus sampai komandannya kasihan,” dia menuturkan pengalamannya. Sifat keras itu membuat Adian mendapat julukan Jugul dari kawan-kawannya, yang berarti keras kepala.

Tahun 1998, dia mendirikan Forum Komunitas Mahasiswa Se-Jabotabek, selanjutnya lebih sering disebut Forum Kota (Forkot), kelompok non formal antarkampus yang aktif berdemonstrasi di Jakarta selama reformasi.

Adian Napitupulu: Dari Kondektur Bus hingga Duduk di SenayanAdian Napitupulu dalam meme populer. (Dok Istimewa)

Apakah Adian berubah?

Adian maju menjadi calon anggota legislatif pada Pileg 2009, namun gagal. Pada Pileg 2014, dia maju lagi dan berhasil lolos ke Senayan. Apakah setelah menjadi anggota dewan, Adian yang dulu demonstran itu berubah?

Dari penampilan, pelantikan Adian anggota DPR pada 2014 silam nampak beda sendiri. Dia mengaku mengenakan jas seharga Rp 80 ribu dan celana jeans, bukan celana bahan seperti anggota DPR yang lainnya. Namun tetap, dia mengenakan peci hitam dan dasi. Dia menyatakan diri tak berubah, tetap berjuang meski tempatnya berbeda.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Ketum PRD, Dipenjara, Masuk PDIP Jadi Anggota DPR

“Sama berjuang cuma di tempat berbeda, cara berbeda. Gue yang kagok sama mereka atau mereka kagok sama gue?” kata Adian di Gedung Nusantara DPR, Senayan, Jakarta, 1 Oktober 2014 silam.

Tiga tahun kemudian saat diwawancarai detikcom, dia mengenakan setelan kemeja dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka dan celana jins. Kalung berbentuk taring dengan tali warna hitam tergantung di lehernya.

“Karena pakai setelan model begini saya ditolak masuk Istana Negara,” ujarnya.

Digebuki netizen

Itu soal penampilan. Lain lagi soal kontroversi. Di tahun pertamanya menjadi anggota DPR, dia terpotret seperti sedang tidur saat rapat DPR berlangsung. Sontak, bully datang bergelombang ke Adian. Dulu 1998 dia digebuki aparat, 2014 dia digebuki warganet (netizen).

“Saya tidak mau satu foto membunuh hidup saya selamanya. Ini seperti digebukin tapi gak ngelawan, sakitnya tuh di sini,” kata Adian saat konferensi pers di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2014).

Baca juga: Fadli Zon Sudah Duduk di Kursi Empuk MPR Saat Demo Mahasiswa ’98

Media sosial di internet memang belum marak saat reformasi dulu, namun kini realitas telah berubah. Soal potret foto yang viral, Adian mengaku tidak tidur saat itu. “Saya memejamkan mata, iya. Gaya saya seperti itu, iya. Tapi saya tidak tidur,” ucapnya.

“Yang merem juga banyak, kenapa gue yang difoto. Apa gue target?” imbuh Adian.

Soal kekayaan, Adian terakhir kali menyetor Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK pada 2018. Total hartanya pada 2018 adalah Rp 4.773.936.980,00. Dibanding LHKPN yang dia setor tahun 2016, hartanya mengalami peningkatan, pada 2016 total hartanya adalah Rp 4.301.000.000,00.

Dalam LHKPN 2018, Adian melaporkan memiliki 7 mobil dan 1 motor senilai Rp 934.000.000,00. Ada mobil Suzuki APV Minibus, Nissan Terano, Toyota Vellfire, hinga Mercedes Benz Truck.

Sumber. Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.