Oleh: Paradila Alkaff
(Dewan Penasihat STIKes Baiturrahim Jambi dan Bendahara Pusat BEM Provinsi Jambi)
Polemik batu bara Jambi kian hari kian mencuat yang menghasilkan tindakan anarkis di kantor gubernur provinsi Jambi buah dari kekecewaan atas ketidak tegasan kebijakan gubernur Jambi mengatasi polemik batu bara. Mahasiswa hadir sebagai penengah, pendingin dan solusi antara seluruh elemen masyarakat, pengusaha dan pemerintah provinsi Jambi yang sampai saat ini 24 Januari 2024 masih bergejolak berujung anarkis sejak 22 Januari 2024. Jelas Mahasiswa sepakat untuk menindak tegas pelaku atau oknum-oknum pendemo yang melakukan tindakan anarkis tempo hari, namun perlu diingat bahwa kebijakan yang arif dan tidak memihak serta adil bagi seluruh masyarakat adalah solusi dari permasalahan batu bara, bukan janji-janji untuk menyelesaikan permasalahan yang hingga kini tak tampak implementasi nya.
Polemik batu bara ini bagaikan buah simalakama yang dihadapi karena kekerdilan seorang gubernur atau pemimpin daerah Jambi. Jika dijalankan operasi maupun mobilisasi batu bara akan banyak mudhorat daripada manfaat nya, contoh nya satu membuat kemacetan yang luar biasa akibatnya pedagang sayur dan ikan dagangan nya menjadi rusak dan busuk, ambulance yang membawa orang sakit yang terjebak macet bisa berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian, banyak nya korban jiwa di jalan karena angkutan batu bara yang “ugal-ugalan”, dan masih banyak lagi.
Namun, jika tidak dijalankan akan memiliki efek dari segi pendapatan supir batu bara. Supir batu bara juga manusia yang membutuhkan kebutuhan hidup, mempunyai anak dan istri yang harus dinafkahi.
Dengan itu kita membutuhkan pemimpin yang memiliki solusi yang kongkrit dan berlandaskan keadilan untuk seluruh elemen masyarakat tanpa harus memihak atau memecah bela masyarakat.