SWARANESIA.COM,JAMBI- Perjuangan Prajurit TNI AD yang satu ini patut diperhitungkan. Betapa tidak Prajurit TNI ini rela berjalan 9 Jam untuk bertemu keluarganya. Itu dilakukannya karena keluarga adalah bagian penting dalam hidupnya.
Sukses menjadi TNI, kisah perjalan hidup Prada Budi yang berasal dari Suku Anak Dalam penuh haru mengundang perhatian publik.
Perjalanan hidup salah satu pria yang berasal dari Suku Anak Dalam ini penuh insprasi bagi banyak orang.
Prada Budi merupakan salah satu anggota TNI dari Suku Anak Dalam yang bertugas mengajar salah satu SD di perbatasan RI-RDTL.
Kisah Prada Budi kembali menundang perhatian publik lantaran memberi inspirasi tentang asalnya sebagai Suku Anak Dalam.
Meski berasal dari Suku Anak Dalam dan tinggal di tengah hutan, Prada Budi sukses menjadi anggota TNI hingga bisa menginspirasi di perbatasan.
Prada Budi juga menceritakan masa lalunya sebagai Suku Anak Dalam yang minim fasilitas, sehingga belajar hanya dengan menggunakan daun dan arang.
Namun kini, Prada Budi menjadi salah satu anak Rimba Jambi yang sukses menjadi Tentro atau Tentara.
Budi tergabung dalam Satgas Pamtas Yonif 142/KJ dan mengajar anak-anak SD di Perbatasan RI-RDTL (Republik Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste).
Saat mengajar murid-murid SD tersebut, Budi menceritakan pengalamannya di masa kecil yang hidup serba kekurangan.
Namun, ia kini menjadi anggota TNI, membuktikan bahwa keadaan tidak menentukan masa depan seseorang.
Kisah inspiratif yang dibawa Prada Budi dibagikan kepada anak-anak murid SD 1 Motaain Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pengalaman masa kecil Prada Budi disampaikan untuk memotivasi serta mencerdaskan anak-anak yang tinggal di daerah perbatasan tersebut melalui laman Instagram @tni_angkatan_darat.
Prada Budi merupakan salah satu dari dua orang Rimba Jambi yang dikenal dengan sebeutan Suku Anak Dalam (SAD) yang sukses menjadi “Tentro” atau tentara.
Bersama Prada Yogi, Budi dilantik menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2017 silam dan telah bertugas di Satgas Pamtas Yonif Raider 143/KJ.
Video unggahan akun tersebut menggambarkan Prada Budi yang sedang berada di depan kelas menceritakan kisah pengalaman hidupnya.
“Kakak memperkenalkan diri kakak. Nama kakak Budi yang berasal dari Suku Anak Dalam,” ucap Prada Budi saat memperkenalkan diri di depan kelas.
“Suku Anak Dalam itu lebih parah dari sini, kakak belajar di hutan-hutan seperti yang ada di sana. Kakak dulu belajarnya di bawah pohon.
Kami pakai daun pakai arang nulisnya, tapi bisa seperti ini karena semangat belajar dan keinginan kuat” lanjutnya.
Melalui kolom keterangan diterangkan bahwa Prada Budi memotivasi para siswa lantaran adanya permintaan dari pihak sekolah.
“Sesuai permintaan dari sekolah (Nalia Belac), Prada Budi dan tiga rekannya, disamping menjalankan tugas sebagai Pamtas, mereka pun diperintahkan Dansatgas (Mayor Inf Ikhsanudin) untuk membantu mengajar dan memotivasi anak-anak,” tulis @tni_angkatan_darat.
Tak hanya itu, Prada Budi juga berpesan agar para siswa mewujudkan citi-citanya dengan penuh semangat dan berkeinginan kuat.
Semua anak tampa tenang mendengarkan kisah yang diceritakan Prada Budi.
Begitulah yang dilakukan Prada Budi jatuh sakit di dalam hutan belantara. Melansir dari akun YouTube TNI AD, Jumat (12/6/2020), berikut ulasan informasinya.
Berasal dari Suku Anak Dalam
Perjalanan jauh tak menyurutkan niat Prada Budi untuk menjenguk orangtuanya. Dengan ikhlas Prada Budi berjalan kaki selama 9 jam memasuki hutan belantara. Hal ini lantaran, Prada Budi berasal dari suku Anak Dalam Jambi.
“Nama saya Prada Budi. Saya berasal dari Suku Anak Dalam, Jambi,” kata Prada Budi.
Memotivasi Adik-Adiknya
Sebagian besar masyarakat tentu merasa kagum, seorang dari Suku Anak Dalam berhasil menjadi seorang prajurit TNI. Prada Budi telah berhasil melakukannya, terdorong dari motivasi yang selama ini dimilikinya.
Prada Budi Dia merupakan salah satu prajurit TNI AD yang berasal dari asli Suku Anak Dalam (SAD) yang berada di Jambi, tepatnya Bukit Dua Belas Kec. Air Hitam Kab. Sarolangun Prov. Jambi._
Rasa bangga dan haru yang terlihat dari raut wajah Prada Budi yang mungkin masih mengingatkannya pada masa lalu yang sangat susah dari anak-anak yang berada diperbatasan RI-RDTL.
Pohon-pohon di hutan dan tikar menjadi ruang kelas untuk belajar dan menuntut ilmu. Walaupun dengan keadaan yang seperti itu tidak melunturkan niat dan usaha Prada Budi dalam mengapai cita-cita nya yang telah di impikan untuk menjadi seorang prajurit TNI-AD.
Budi berpesan kepada seluruh generasi muda penerus bangsa agar selalu gigih dan semangat untuk mewujudkan cita-cita yang telah diimpikan. Walaupun dia berasal dari Suku Anak Dalam (SAD) yang serba kekurangan tetapi tidak mengurungkan niat dan kemauannya untuk menggapai cita-cita yang telah di impikan yaitu menjadi seorang prajurit TNI-AD”.*_
Sementara itu, Nalia Belac (52) merupakan guru dan penanggung jawab sekolah mengucapkan banyak terima kasih kepada personel Satgas Yonif 142/KJ yang membantu kegiatan mengajar di SD 1 Motaain.
“Kami sangat senang dan sangat terbantu sekali dengan kedatangan bapak-bapak TNI untuk membantu kami dalam memberikan materi dan wawasan pengetahuan umum’’, ungkapnya.**
Miliki Hak yang Sama
Hal itu dilakukan agar orang-orang dari Suku Anak Dalam bisa berpikir jika mereka memiliki hak yang sama dengan orang luar.
“Sehingga mereka terpikirkan, ‘oh iya ternyata Suku Anak Dalam juga bisa mendapat hak yang sama seperti orang luar,” sambungnya.
Izin Pulang Kampung
Meski sudah menjadi seorang prajurit TNI, Prada Budi masih tetap terus memikirkan keluarganya. Angkatan Darat juga sangat kooperatif dengan para prajuritnya jika memang dirasa mereka perlu pulang kampung.
Berjalan Kaki 8-9 Jam
“Sehingga saya masuk ke dalam, berjalan kaki 8-9 jam untuk menjenguk orangtua saya yang sakit di Bukit Dua Belas,” paparnya.
Sedih dengan Keadaan Orang Tua
Mengingat orang tua jauh berada di dalam hutan, Prada Budi tak bisa menutupi kesedihannya. Terlebih diakuinya di sana jauh dari rumah sakit maupun puskesmas.
“Saya sangat sedih sekali melihat orang tua yang sedang terkapar sakit di dalam hutan belantara sana. Jauh dari Rumah Sakit dan Puskesmas terdekat,”
Kerinduan Prada Budi pada Orangtua
Saat memasuki area Suku Anak Dalam, Prada Budi langsung disambut hangat oleh warga sekitar. Satu per satu dari mereka bergegas menemui seseorang yang sudah membanggakan suku mereka.
Tak bisa bangun dari tempat tidur, Prada Budi langsung menghampiri orangtuanya. Kerinduan dan kesedihan tak bisa ditampung lagi oleh Prada Budi saat bertemu orangtuanya.
Peluk Erat Orangtua
Bahkan, meski dikelilingi oleh orang-orang, Prada Budi tak mau menunjukkan kasih sayangnya. Tak peduli di depan banyak orang dan kamera, kasih sayang Prada Budi kepada orangtuanya terus terjalin.