Dalam dinamika kehidupan dunia, ada salah satu siklus alamiah yang pasti terjadi kepada siapapun yakni konsep ‘datang dan pergi’. Kejadian-kejadian tersebut lumrah sekali terjadi, contohnya seperti datang dan perginya cinta, datang dan perginya sahabat, datang dan perginya orang terkasih, atau bahkan datang dan perginya masalah, serta datang dan perginya seorang pemimpin, yang kemudian menjadi pengalaman tak terlupakan. Tanpa adanya siklus tersebut, hidup ini tidak akan terasa menarik. Juga seseorang tidak akan pernah bisa tahu bagaimana rasanya datang dengan membawa harapan lalu bangkit kembali pergi dengan kenangan indah.
Kelumrahan Hal ini tak terkecuali juga terasa dalam siklus pergantian kepemimpinan, untuk suksesi jalannya roda pemerintahan. pergantian pemimpin memang diperlukan dalam rangka pembaharuan dan semangat regenerasi agar tonggak estafet tidak hanya milik satu orang, kelompok atau golongan, melainkan milik semua anak bangsa. Sesuai semangat reformasi. Tentu semua anak bangsa yang memiliki kompetensi , berkesempatan guna mengemban sebuah amanah setelah melalui sebuah proses.
Negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini menganut paham demokrasi yang ‘melegalkan’ rotasi kepemimpinan berpondasikan konstitusi, pergantian kepemimpinan di negeri bisa terjadi dengan ada yang melalui jalur pemilihan umum langsung oleh rakyat dan ada juga yang menjadi pemimpin (kepala daerah) karena dilegitimasi oleh ‘atasan’ (pemerintah pusat) Untuk mengisi kekosongan. Seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, banyak kekosongan bangku kepala daerah menjelang di adakan nya Pemilukada 2024. Pergantian ini secara yuridis sudah diatur Oleh yang berwenang.
Berbicara posisi jabatan kepala Daerah, rasanya tak banyak orang di Indonesia ini dalam percaturan politik maupun dunia pemerintahan yang bisa dengan ‘mudah’ menduduki kursi Bupati, tanpa berkeringat serta mengelontorkan modal besar, sebuah jabatan prestisius yang menjadi rebutan. Namun hal tersebut dapat tercapai tanpa dicita-citakan oleh seorang pria kelahiran sungai abang tahun 1971 tersebut , Bak kedapatan “Malam Lailatul Qadar”. Pak Henrizal di tunjuk serta di lantik menjadi Penjabat Bupati di Bumi Sepucuk Adat Serumpun Pseko. Setelah melalui mekanisme perundang-undangan yang berlaku.
Memimpin Sarolangun dalam masa transisi menjelang pemilu serentak 2024, tentu bukanlah yang mudah dan tidak semua orang bisa menjalankan pekerjaan tersebut dengan relatif baik,
Dalam proses lika-liku satu tahun kepemimpinanya, sudah barang tentu memiliki keunggulan atau pun kekurangan, sebab kepala daerah bukanlah pesulap yang bisa dengan cepat “Simsalabim” merubah sesuatu dan juga bukan seorang malaikat yang dapat berbuat baik tanpa ada kesalahan, akan tetapi sama seperti manusia pada lazim nya yang tak luput dari kesalahan, namun juga tak lepas dari kebaikan. Karena itu lah hakikat kefitrahan manusia selaku makhluk ciptaan Allah SWT.
Jika berspekulasi tentang Berat atau ringan nya sebuah amanah yang dipikul, Allah SWT melalui Al Qur’an sudah berfirman bahwa, ia tak akan membebani hambanya melainkan sesuai kadar kesanggupannya. Berdasarkan ayat ini dapat kita telaah bahwa seorang pemimpin ketika di beri kesempatan untuk mengabdikan diri tentu sudah melalui campur tangan dan atas izin Allah, setelah penilaian dianggap mampu untuk mengemban amanah. begitu pula yang terjadi kepada kepala daerah di Sarolangun.
Sebagai generasi muda sudah sewajibnya kita memberikan contoh untuk mengapresiasi kepemimpinan seseorang insan yang telah Allah berikan kesempatan, dengan penilaian yang objektif dan berdasarkan hasil penelitian empiris secara kualitatif maupun kuantitatif jangan hanya sekedar berargumenkan ‘katanya’ atau menduga – duga seperti kacamata kuda, Karena sama saja itu menciderai nalar ilmu pengetahuan..
Terimakasih Pak Henrizal, Atas dedikasinya memimpin Kabupaten Sarolangun. Semoga apa yang telah dikerjakan menjadi ladang pahala dan bernilai ibadah disisi Allah. Aamiin
Dan selamat datang Dr.Ir.Bachril Bakri,M.App.Sc yang baru saja Dilantik Oleh Gubernur Jambi Al Haris, Senin 22 Mei lalu di Rumah dinas gubernur. Menggantikan ‘posisi’ pak Henrizal.. kita yakini beliau (dr Bachril) mampu bekerja dengan baik serta bisa mewarnai pembagunan untuk membawa kemajuan bagi Kabupaten Sarolangun berdasarkan dari rekam jejak dan prestasi yang telah beliau lalui.
Ada secercah harapan yang dibawa oleh Kepala Karo perencanaan Kemendagri ini untuk masa depan Sarolangun yang lebih baik, mari kita mendukung dan mengawal kepemimpinan nya tanpa neko-neko ataupun basa-basi. Awasi kinerja Dr.Bachril sesuai koridor yang telah ditetapkan, dan terus berikan support serta doa terbaik nya. Agar beliau mampu mengemban amanah bekerja untuk kemajuan kabupaten Sarolangun yang kita cintai ini.
(Rizky Firnanda – mahasiswa UII Yogyakarta dari Sarolangun)