SWARANESIA.COM- Pemerintah Provinsi Jambi salahkan masyarakat sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sementara untuk perusahaan masih harus dibuktikan sebagai penyebab kebakaran.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi M Dianto usai mengikuti Apel Bersama Karhutla Provinsi Jambi di lapangan Makorem 042/Gapu, Senin. (11/11).
Dianto mengatakan dari evaluasi sebagian besar lahan yang terbakar dikuasai oleh masyarakat, mengambil hal yang praktis dengan membakar lahan.
“Dengan membakar lahan ini masyarakat mengharapkan agar lahan cepat.”ujarnya
Dia menghimbau pola untuk membakar lahan ini harus ditinggalkan.
Dianto juga menyatakan kondisi karhutla di tahun 2019 ini lebih baik daripada kondisi pada tahun 2015 pada saat itu harus menanggung kerugian dalam jumlah yang banyak, salah satunya tidak terbangnya pesawat selama 3 bulan. Bahkan di tahun 2019, karhutla tidak berlangsung lama.
Terkait dengan perusahaan yang diduga penyebab kebakaran Dianto mengatakan saat ini masih dalam proses identifikasi.
“Hasil evaluasi tim ke lapangan ditemukan dua perusahaan yang lahannya terbakar. Hal ini pun sedang diidentifikasi. Apakah perusahaan itu sengaja membakar atau malah terbakar, ini pun masih menjadi penilaian dari pihak tim polda, ataupun jarkum. Jika mereka didapatkan sengaja membakar, maka izin di area yang dibakar itu dicabut. ” papar M. Dianto
M. Dianto menambahkan pula bahwa untuk Anggaran APBD sendiri, hanya terdapat 1 kabupaten yang statusnya naik dari siaga ke tanggap. Jika sudah terdapat 2 kabupaten yang tanggap darurat maka dana APBD baru bisa dikucurkan
Bahwa dengan berakhirnya dan ditutup belum berarti tugas kita selesai, diharapkan untuk terus memantau titik-titik api dan melaporkannya.(Shelvy Novriyan Dini/Swaranesia.com)
Discussion about this post