Fahri Hamzah adalah nama dari sederet nama orang kuat di negeri ini. Hal ini tak bisa dibantah, banyak tingkah pola Fahri Hamzah yang mengundang kontroversi, boro-boro menjadi masalah, kelakuan orang asli Sumbawa ini malah menjadi sorotan.
Aktivis 98 ini seolah tak ada rasa takutnya. Semua yang menurutnya tidak sesuai dan menyimpang akan langsung meluncur dari mulutnya tanpa “rem”. Tak ada yang berani menghentikannya, orang-orang malah menikmati semua pernyataannya yang terdengar kritis namun renyah.
Lalu pensiunan anggota parlemen ini, kemarin 10 Agustus namanya menjadi trending topic twitter. Namun kali ini bukan karena tingkah pola dan aksinya, namun karena Presiden Jokowi akan memberikannya penghargaan bintang Mahaputra pada pria yang tak henti mengkritik pria asal Solo itu.
Apakah ini adalah bagian untuk melemahkan daya kritis dan pikiran pria tambun ini. Soalnya banyak cara mulai dari mencoba menyingkirkannya dari PKS dan kriminalisasi ternyata tidak bisa menumpulkan gairah idealisme pendiri Partai Gelora ini.
Dalam tulisan ini tentu saja tidak sedang memuji pria yang nyaris sempurna ini, terlebih nama beliau ternyata sama dengan tokoh Ayat-ayat Cinta yang diperankan dengan karakter yang sempurna. Tidak.
Fahri Hamzah dengan segala kontroversi yang dibuatnya itu ternyata tidak membuatnya menjadi kaku kayu. Lihat saja Komisi anti rasuah bahkan tak berani mencolek anggota DPRRI dengan masa jabatan 20 tahun itu. Nyaris tak ada pula catatan hitam padanya, meski semua lampu sorot mengaju padanya. Apa rahasianya? Tak tahu.
Akrobatik pria yang kerab bersuara keras itu nyaris tak ada cacat. Meski pernah terjebak pada konflik serius dengan Partai Keadilan Sejahtera, tempat dia tumbuh dan besar. Namun ternyata dia melakukan perlawanan, sehingga partai dakwah itu harus memberikan ganti rugi 30 Milyar setelah melakukan banding ke berbagai meja hijau.
Kasus terbaru misalnya, keterkaitan Fahri Hamzah pada ekspor benih. Tapi dia malah memamerkan peternakan udang yang dia menjadi bagian usaha tersebut.
Nah kini, teman ‘poden’ Anies Matta itu benar-benar sedang menguji keberadaannya, setelah dibesarkan PKS, kini dia mengarungi gelombang besar dengan partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora). Mampukah ia menari di atas gelombang yang diciptakannya sendiri? Salah salah gelombang itu malah menjadi badai yang berbalik akan menyerangnya.
Begitulah Fahri Hamzah, ibarat sinetron Cinta Fitri tak akan habis satu episode untuk membincang tentangnya, perlu berjilid-jilid.