SWARANESIA.COM- Mari Elka, sebagai salah satu petinggi di Bank Dunia, mencerminkan bahwa Indonesia memiliki perwakilan yang dapat memberikan sumbangsih bagi perekonomian global. Ia pun yakin, Mari Elka dapat bekerja optimal di bidang pengembangan kebijakan Bank Dunia.
Sebelumnya, nama Mari Elka Pangestu telah ditunjuk sebagai Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan oleh Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass. Hal tersebut diumumkan Malpass lewat situs resmi Bank Dunia, pada Kamis (9/1/2020) kemarin.
Sosok Handal yang Mengglobal
Saat ini, Mari Elka Pangestu menjabat Senior Fellow di Columbia School of International and Public Affairs, dan Profesor dalam studi Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia.
Istri dari Adi Harsono ini juga menjabat sebagai Asisten Profesor di Lee Kuan Yew School of Public Policy dan Crawford School of Public Policy, Australian National University.
Mari Elka ikut tercatat sebagai Anggota Dewan di Indonesia Bureau of Economic Research (IBER) serta Centre of Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta.
Mari Elka mengatakan penunjukan ini merupakan suatu kehormatan besar karena dapat bergabung dengan Bank Dunia dalam misi pembangunan yang penting. “Saya menantikan kesempatan untuk bekerja dengan tim yang kuat ini pada tantangan mendesak yang dihadapi anggota Bank Dunia,” kata ibu dua anak, Raymond dan Arya itu seperti dikutip Antara.
Peran baru Mari Elka berlaku efektif sejak 1 Maret 2020. Ia akan memimpin dan mengawasi program kerja Kelompok Praktik Global Bank Dunia. Selain itu, ia juga akan membidani kelompok riset dan data Bank Dunia (DEC) dan fungsi Hubungan Eksternal dan Korporat.
Di tingkat global, Mari Elka mempunyai reputasi sebagai Ketua Dewan Pengawas International Food Policy Research Institute (IFPRI) di Washington DC dan aktif sebagai Penasihat Komisi Global dalam Bidang Transformasi Energi Geopolitik di International Renewable Energy Agency (IRENA) di Abu Dhabi.
Mari Elka juga mempunyai pengalaman sebagai dewan dan gugus tugas lainnya dalam Dewan Kepemimpinan untuk Sustainable Development Solutions Network (SDSN) PBB serta Ketua Bersama kelompok ahli untuk Panel Tingkat Tinggi bagi Ekonomi Kelautan Berkelanjutan, panel dari inisiatif kesehatan WHO.
Selain itu juga, putri dari ekonom ternama Indonesia J. Panglaykim ini juga tercatat sebagai menteri dalam dua periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tepatnya, Menteri Perdagangan RI periode 2004-2011 dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada 2011-2014.
Perempuan kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1956 ini juga pernah menjadi Komisioner untuk Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon Indonesia, dan Anggota Dewan Eksekutif dari International Chamber of Commerce (ICC
Discussion about this post