SWARANESIA.COM- Rekaman video yang beredar luas di media sosial dalam dua hari ini seakan menunjukkan kemarahan masyarakat Batanghari kepada deretan mobil angkutan batu bara yang beroperasi di jalan lintas sumatera menuju Pelabuhan talang duku, tepatnya di Desa Tanjung Marwo, Kabupaten Batanghari.
Di dalam video tersebut, memuat catatan kejadian yaitu pada tanggal 16 September 2024, jam 22.00 WIB, di Desa Tanjung Marwo. Masyarakat terlihat sangat emosi terhadap deretan mobil angkutan batu bara yang beroperasi saat warga setempat sedang melaksanakan kegiatan Maulid Nabi.
Menurut pengakuan salah satu warga setempat, angkutan Batu Bara di Provinsi Jambi memang memenuh jalan dan membuat sesak pengguna dimalam hari. Situasi ini telah berlangsung sejak dua pekan terakhir, sehingga memancing kemarahan warga.
“Sudah dibilang jangan jalan dulu, masih jugo beroperasi. Orang lagi maulid nabi mobil ni sibuk lalu lalang. Memang dak katek akal galo. Tolong la pemerintah ambik tindakan tegas, ini masyarakat sudah ngamuk, keluar galo orang sedang maulid nabi” tutur doni salah satu warga.
Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya juga mengatakan. Urusan mobil batu bara ini dari dulu tidak pernah selesai dan menjadi polemik di tengah masyarakat, jangan sampai masyarakat mengambil tindakan sendiri sehingga menciptakan kerusuhan di tengah masyarakat akibat ketidak tegasan gubernur dan pemerintah.
Pengamat Sosial Politik Dr. Dori Effendi mengatakan carut marut mobilisasi hasil tambang batu bara di Jambi hingga kini masih menjadi momok yang meresahkan masyarakat, Gubernur dan Pemerintah Daerah dinilai tidak berdaya dalam menindak dan menangani persoalan ini. Ini merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan segera oleh Gubernur agar menciptakan rasa aman, nyaman, dan keselamatan bagi para pengemudi dan masyarakat.
“Kalau satu dua hari beroperasi, kita bisa saja menganggap aktivitas ini adalah bentuk dari kebandelan perusahaan. Tapi kalau sudah dua minggu angkutan batu bara ini beroperasi, jelas sekali seperti ada pembiaran. Tentu kita jadi bertanya, jangan jangan Gubernur Jambi memang tidak berdaya melawan perusahaan batu bara. ” ungkapnya di Jambi (18/9) kemarin.
Senada akan hal ini Dr. Noviardi Ferzi yang rutin mengelontarkan kritik pada pemerintah menambahkan, perlu ketegasan yang serius dari Gubernur terkait persoalan ini. Jangan hanya riuh melarang di media dan mengeluarkan surat larangan saja, tapi Gubernur perlu juga mengivestigasi, ada apa sebenarnya dibalik angkutan batu bara yang seolah tidak bisa dicegah dan bahkan berani melanggar instruksi gubernur.
“Perusahaan mana yang angkutannya beroperasi dan kenapa sampai berani melanggar instruksi Gubernur. Hal demikian harus dijelaskan secara gamblang kepada masyarakat. Agar tidak jadi syak wasangka. Jangan-jangan di depan layar gubernur melarang, tapi direalitas, Gubernur melakukan pembiaran.” Pungkasnya.