• Latest
Masyarakat Wamena, Papua, Indonesia. (Sergey Strelkov/123rf)

Leluhur Orang Papua

08/11/2019

Luar Biasa Tanjab Timur Satu-satunya Kabupaten Dapat Nilai A Tertinggi Pengelolaan Keuangan Daerah

31/01/2023

Komisi Informasi – Kesbangpol Sepakat Kerja Sama Sosialisasi Keterbukaan Informasi

31/01/2023

Anies Baswedan Capres Pertama Kantongi Tiket Dukungan Parpol

31/01/2023

Romi Maju Pilgub, Dori Efendi : Romi Bisa Gerus Suara Al Haris, Jarang Petahana Bisa Dua Periode

30/01/2023

Romi Hariyanto Maju Pilgub, Fachrudin : Sebaiknya Nomor Dua, Aneh PAN Mengusung Bukan Petahana

30/01/2023
Tuesday, January 31, 2023
News and Entertainment
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • KUIS
  • POLITIK
  • BEBAS BICARA
  • KABAR LINGKUNGAN
  • OPINI
  • SOSOK
No Result
View All Result
News and Entertainment
No Result
View All Result

Leluhur Orang Papua

Oleh Risa Herdahita Putri

by ADMIN
08/11/2019
in DAERAH
Masyarakat Wamena, Papua, Indonesia. (Sergey Strelkov/123rf)

Masyarakat Wamena, Papua, Indonesia. (Sergey Strelkov/123rf)

ShareTweetSendScan

Manusia-manusia pertama yang tiba di Nusantara adalah leluhur orang Papua masa kini.

Ada dua ras berbeda yang mendiami Kepulauan Nusantara. Ras Mongoloid menempati bagian barat dan utara. Sementara di timur dan selatan ditinggali ras Australomelanesid. Secara fisik, keduanya dengan mudah dapat dibedakan. Orang Papua mewakili ras Australomelanesid. Sementara orang Melayu mewakili ras Mongoloid. Namun, leluhur orang Papua yang tertua tiba di Nusantara.

RelatedArticle

5 FAKTA Lagu Yamko Rambe Yamko, Lagu Ceria Bermakna Perang, Asli Papua?

Jembatan Youtefa: Bukti Membangun Papua

Sebut Papua Surga Kecil, Presiden Jokowi Janji Kunjungi  Tiap Tahun

Keberadaannya bisa ditarik mundur sampai masa Homo sapiens atau manusia yang secara anatomis modern, bermigrasi keluar dari Afrika. Harry Widianto, kepala riset Balai Arkeologi Yogyakarta, menjelaskan berdasarkan bukti paleoantropologis, sampai kini benua Afrika masih dipercaya sebagai sumber asal dan tempat evolusi hominid. Homo sapiens diperkirakan mulai menyebar keluar dari benua itu sejak 100.000-300.000 tahun yang lalu.

Dengan menyusuri garis pantai dari Afrika, mereka berjalan kaki hingga kawasan Asia Tenggara. Secara berkelompok mereka menyusuri garis pantai dari Afrika sampai Nusantara dengan memanfaatkan jembatan darat yang menggabungkan Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Mereka lalu bergerak ke Halmahera sampai ke wilayah Papua. Merekalah yang kemudian disebut ras Melanesia.

“Ini garis keturunan langsung dan bertahan sampai sekarang. Cirinya rambut merah, keriting. Ini diturunkan sampai sekarang di Papua dan Halmahera,” kata Harry yang ditemui dalam diskusi “Jejak Manusia Nusantara” di Museum Nasional, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Bukti penjelajahan manusia modern awal itu di Nusantara ditemukan di Lida Ajer, Sumatra Barat berupa gigi dari 73.000-63.000 tahun yang lalu. Kemudian di Indonesia bagian timur berupa alat-alat batu berumur 45.000-20.000 tahun yang lalu.

“Manusia modern awal ini yang kemudian menurunkan ras Australomelanesid yang segera menyebar ke seluruh Kepulauan Nusantara sejak 15.000 tahun yang lalu,” kata Harry.

Populasi ras Melanesia awalnya menjelajah dari kawasan inti mereka di sekitar Nugini, termasuk di Kepulauan Bismarck di pantai timur laut Nugini, Samudra Pasifik, hingga sampai ke Australia Tenggara. Populasi ini hidup di Australia sampai 30.000 tahun yang lalu. Dari sana barulah beberapa bermigrasi sampai ke Nusa Tenggara, Jawa, dan Kalimantan pada 15.000-5.000 tahun yang lalu. Mereka inilah ras Australomelanesid.

“Cirinya berbadan kekar, kepala lonjong, gigi maju. Mereka menghuni gua lalu hilang pada 5.000 tahun lalu,” jelas dia lagi.

Ras Australomelanesid segera menguasai hampir seluruh wilayah Kepulauan Nusantara hingga 5.000 tahun yang lalu. Menrut Harry, mereka kemudian menjadi satu ras yang cukup besar, Mereka hidup di gua-gua Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, dan Timur. Orang-orang ini juga punya kebiasaan menguburkan kerabatnya yang mati dengan sistem penguburan terlipat.

“Seperti janin di dalam perut ibu,” kata Harry.

Peter Bellwood dalam Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia juga menjelaskan Daratan Sunda, Wallacea, dan Daratan Sahul merupakan wilayah yang bisa dikatakan sebagai kawasan Melanesia Lama. Populasi yang dulunya menempati kawasan itu merupakan leluhur orang-orang di Australia dan Melanesia modern. Melanesia mencakup gugus kepulauan yang memanjang dari Papua dan Aru lalu ke timur sampai Pasifik bagian barat, serta utara dan timur laut Australia

“Jadi orang Papua itu justru keturunan manusia modern yang 70.000 tahun lalu tiba di Nusantara yang kemudian menghasilkan Australomelanesid,” kata Harry. “Sementara orang Nusa Tenggara adalah keturunan langsung dari Papua. Papua itu sulung. Paling tua (leluhurnya, red.).”

Populasi awal yang mendiami Nusantara kala itu pun terus menerus berevolusi menjadi kelompok yang beragam. Mereka mengalami perubahan tertentu, yaitu semakin mungilnya wajah dan tengkorak.

“Saya curiga bahwa perubahan karena tekanan seleksi setempat mungkin juga berperan penting, walaupun proses ini tak terekam dalam perubahan budayanya,” tulis Bellwood.

Kendati begitu, kelompok itu secara fenotip tetap Australomelanesid. Beberapa di antaranya bahkan tetap bertahan hingga kini. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang menghuni bagian timur.

Sementara pada 5.000 tahun yang lalu sekelompok manusia modern lainnya datang dari utara menuju Kepulauan Nusantara. Merekalah ras Mongoloid, atau yang secara khusus disebut para penutur Austronesia. Mereka berpindah ke selatan dari Taiwan pada 5.000 tahun yang lalu dan tiba di Nusantara dan Filipina pada 4.000 tahun yang lalu. Mereka lalu menduduki daerah-daerah yang sudah pernah ditinggali populasi Australomelanesid.

Populasi ras Mongoloid itu kemudian bercampur dengan sebagian ras Australomelanesid yang masih bertahan. Mereka terutama yang hidup di wilayah Wallacea, seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara. Karenanya kini orang-orang di wilayah Nusa Tenggara merupakan hasil percampuran Australomelanesid dan Mongoloid.

“Tentu saja sebaiknya kita senantiasa ingat bahwa semua bukti ini menunjukkan bahwa banyak di antara populasi Mongoloid yang sekarang tinggal di Indonesia dan Malaysia juga mempunyai banyak warisan genetik Australomelanesid,” tulis Bellwood.

Bukti lain bahwa Australomelanesid masih bertahan ketika ras Mongoloid datang adalah temuan di Gua Harimau, Sumatra Selatan. Dari 82 rangka manusia yang ditemukan, 77 di antaranya adalah ras Mongoloid dan lima lainnya Australomelanesid.

“Di situ hidup bersama, co-habitation namanya, di Gua Harimau pada 3.500 tahun lalu. Ini membuktikan bahwa ras Australomelanesid masih bertahan di Sumatra ketika Mongoloid datang. Tapi mereka tidak berkawin. Karena di situ terpisah ditemukannya, tidak seperti penduduk Nusa Tenggara sekarang,” kata Harry.

Pada perkembangannya, Mongoloid, yaitu penutur Austronesia, menghuni kawasan Indonesia barat. Sementara Austromelanesid bergeser sedikit demi sedikit menghuni kawasan Indonesia timur. Kendati begitu, desakan migrasi penutur Austronesia itu tidak sampai ke pedalaman Papua. Karenanya karakter Melanesia yang lebih asli masih dijumpai di pedalaman Papua.

“Papua dan Nusa Tenggara secara genom berlainan dari kita. Jadi kalau sekarang fisiknya lain. Tapi kita semua kalau dibedah ya sama, asalnya dari pohon evolusi yang sama, Homo sapiens yang bergerak keluar dari Afrika,” lanjut Harry.

Source: Historia.id
Tags: LeluhurOrang PapuaPapua
Previous Post

Anggota DPR RI Ihsan Yunus Asal Jambi Buka Suara Soal Radikalisme

Next Post

VIDEO Mirip Dewi Tanjung Pelapor Novel Baswedan Beredar: Tertawa dengan Suara Mengerikan

Related Posts

Luar Biasa Tanjab Timur Satu-satunya Kabupaten Dapat Nilai A Tertinggi Pengelolaan Keuangan Daerah

by ADMIN
31/01/2023
0

  SWARANESIA.COM- Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbaik dalam laporan keuangan dalam Penetapan Hasil Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah. Penetapan Hasil...

Komisi Informasi – Kesbangpol Sepakat Kerja Sama Sosialisasi Keterbukaan Informasi

by ADMIN
31/01/2023
0

SWARANESIA.COM- Komisi Informasi Provinsi Jambi sepakat bekerjasama dengan Badan Kesbangpol Provinsi Jambi untuk melakukan sosialisasi keterbukaan informasi. Ini setelah Komisioner...

Santri Dukung Ganjar Gelar Doa dan Berikan Bantuan Material Bangunan untuk Ponpes di Jambi

by ADMIN
28/01/2023
0

JAMBI,- Santri Dukung Ganjar (SDG) wilayah Jambi menggelar doa bersama untuk kebaikan masyarakat Indonesia di Ponpes Al Ihya Ulumuddin, Desa...

Santrine Abah Ganjar Serahkan Bantuan Mushaf Al-Qur’an untuk Majelis Taklim di Batanghari

by ADMIN
27/01/2023
0

Batanghari, Jambi - Relawan Santrine Abah Ganjar (SAG) Provinsi Jambi memberikan bantuan mushaf Al-Qur’an untuk Majelis Taklim Tanbihul Ghofilin di...

Konser Noah di Jambi Pesan Tiket di Hellosapa

by ADMIN
27/01/2023
0

SWARANESIA.COM– Noah band akan menggelar konser spektakuler di Jambi pada Sabtu, 4 Februari 2023, tepatnya di Ex lapangan parkir Bandara lama, Kota...

Next Post

VIDEO Mirip Dewi Tanjung Pelapor Novel Baswedan Beredar: Tertawa dengan Suara Mengerikan

TERKUAK, Alasan Ibnu Khaldun Gugat 500 Miliar pada Bupati Sarolangun Cek Endra, Bukan Politis

YouTube Music. (istimewa)

YouTube Music: Gratis dengan Iklan atau Berbayar dengan Fasilitas Premium

Ilustrasi neraca pembayaran. (istimewa)

Neraca Pembayaran Membaik Sebab 'Uang Panas'?

Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Wapres Ma'ruf Amin: Khilafah Itu Islami Tetapi Bukan Berarti Islami adalah Khilafah

Discussion about this post

January 2023
S M T W T F S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Dec    

TERATAS

  • Menteri Nadiem Makarim Sebut Cuma 3 Daerah di Jambi yang Boleh Membuka Sekolah Secara Tatap Muka

    9119 shares
    Share 9119 Tweet 0
  • Ini Dia Pengusaha Minang, Sumbang 13 Miliar Rupiah Untuk Tangani Covid 19

    47773 shares
    Share 47773 Tweet 0
  • TERBARU Lowongan Kerja BUMN PT Pertamina Cari Karyawan, Lulusan SMA/SMK D3 S1

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cuma 5 Menit Eksekusi Pembunuh, Kisah Serda Ucok Tigor Simbolon Tembus Lapas Cebongan

    345 shares
    Share 345 Tweet 0
  • LINK Video Syur 14 Detik Mirip Artis Gabriella Larasati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Karomah Syekh Muhammad Thoifur Mawardi Tidak Basah Meski Berjalan di Bawah Hujan, Berkali-kali Mimpi Bertemu Nabi Muhammad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KABAR Duka, Mbah Kung Alias Hamid Hendrawan Meninggal Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jambi Termasuk Zona Hijau, Nadiem Makarim Sebut Boleh Buka Sekolah

    8339 shares
    Share 8339 Tweet 0
  • Daftar Film Panas yang Marak Di Bioskop Indonesia Era 90 an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Pilot Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Fadly Satrianto yang Mau Menikah dan Capt Afwan Ingatkan Sholat Subuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2020 Swaranesia

  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • KUIS
  • POLITIK
  • BEBAS BICARA
  • KABAR LINGKUNGAN
  • OPINI
  • SOSOK

© 2020 Swaranesia