SWARANESIA.COM, Jakarta – Meskipun gagal memenuhi target masuk peringkat 2 (dua) besar, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai prestasi atlet-atlet Indonesia pada Pesta Olahraga se Asia Tenggara atau Sea Games ke-30 melebihi target dari sisi perolehan medali emas.
“Target saya masuk ke 2 besar, tapi sekarang masuk ke 4 besar. Tapi emasnya memang melampaui target yang sudah kita berikan, lebih kan dari 60. Target pertama 45, saya nggak mau, 60 sudah terlampaui, sekarang dapat berapa? 72 emas. Terlampaui,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai meresmikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, di Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated KM 38, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Rabu (12/12) siang.
Dengan demikian, Presiden menegaskan, pemerintah akan memberikan bonus kepada para peraih medali Sea Games 2019 di Filipina, yang berakhir Rabu (11/12).
“Bonusnya berapa, seinget saya emasnya Rp500 (juta). Rp500 juta (untuk peraih medali emas, red), Rp300 juta (perak), dan Rp200 juta (perunggu) kalau nggak keliru,” ujar Presiden Jokowi.
Membanggakan Sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sebagaimana dikutip situs www.kemenpora.go.id mengatakan, perestasi yang dicapai atlet-atlet Indonesia pada Sea Games ke-30 itu membanggakan, melegakan, sekaligus membahagiakan. Hal ini karena Indonesia berhasil mencapai target medali setelah mengumpulkan 72 keping medali emas.
“Tolok ukur kita target medali emas, pertama kita targetkan 45 untuk melampui 38 pada SEA Games sebelumnya. Ditingkatkan 54, 60, dan kami bersyukur dapat mencapai 72,” kata Menpora.
Dari sisi peringkat pun, menurut Menpora, Indonesia telah memperbaikinya. Jika di dua SEA Games sebelumnya, Indonesia bercokol di 5 sekarang terdongkrak naik posisi 4 Asia Tenggara, dibawah Filipina, Vietnam, dan Thailand, diatas Malaysia, Singapura, Myanmar, Kamboja, Brunai Darussalam, Laos, serta Timor Leste.
Selain itu, lanjut Menpora, yang membahagiakan sekaligus optimisme baru bahwa kebijakan menurunkan sebagian besar atlet-atlet junior berhasil, sehingga 60 persen atlet junior yang saat ini diturunkan memiliki jam terbang internasional dan siap menjadi pelapis serta estafet untuk mengejar prestasi tinggi pada multi even selanjutnya.
“Perlu diketahui bahwa tidak semua cabor menurunkan atlet-atlet senior. Saya contohkan atletik, Zohri tidak diturunkan, kalau diturunkan optimis banyak medali kita dapat, biar konsentrasi menuju Olimpiade. Yang penting lagi ini bagian pembinaan atlet-atlet junior agar merasakan atmosfir pertandingan internasional,” pungkas Menpora.