BERHARI-hari berada di dalam hutan dengan medan yang menantang adalah seni tersendiri bagi para Offroader dengan mobil 4 x 4 ini. Mereka menantang mental dan pisik sendiri. Pokoknya tak akan keluar dari belantara hutan kalau belum menaklukkan segala rute yang menegangkan.
Sebenarnya bukan berapa lama berada di hutan atau bagaimana medan yang akan dihadapi. Tapi lebih dari itu, Offroader ini juga harus bertarung dengan emosi, pikiran bahkan nafsu mereka sendiri. Betapa tidak melewati tanjakan tajam, tikungan patah, penurunan yang curam serta jalanan yang tak pernah mulus selalu menghadang. Ini tak mudah.
Seperti yang tim swaranesia.com korek kisah para Offroader yang berlaga saat beraksi pada Sabak Bhayangkara Adventure Offroad#3, 6 hingga 8 Desember, dengan rute sepanjang 36 Km lalu.
Paling tidak mengikuti Sabak Bhayangkara Adventure Offroad#3 para Offroader harus menghadapi medan di dalam hutan selama tiga hari. Itupun paling cepat jika tak ada masalah di dalamnya.
Masalah? Inilah cerita manis dari seorang Offroader yang kami temui, dia bernama Saleh (35). Dia bercerita banyak hal saat menaklukkan medan Offroad tersebut.
Bayangkan saja, dia mengambil star pukul 08.00 pagi dan keluar dari jalur 1 pada pukul 04.00 pagi. Berapa lama dia di dalam medan tersebut. Apa saja yang dia hadapi sehingga belasan jam harus menyelesaikan jalur tersebut.
“Kami terpaksa harus memperbaiki mobil, saat itu turunan di jalur satu sangat curam ntah kenapa tiba-tiba rem mobil blong, akhirnya menabrak pohon besar, syukur kami berdua tak apa. Mobil penyot lebih parah pelak ban kami patah,” kisah Saleh dengan wajah setengah tertawa.
Dia tertawa dan bahagia, meski sebenarnya badannya capek dan letih minta ampun. Bajunya penuh lumpur, apalagi celana dan sepatunya semuanya penuh lumpur.
“Pengalaman sulit dilupakan,” ujarnya dengan tatapan kosong.
Saleh bilang dia saat hanya menjadi navigator dari seorang supir offroad yang tak terlalu berpengalaman. Jadi ketika mobilnya terperosok mereka berdua langsung ambil tindakan dengan menelepon bantuan untuk menarik mobilnya keluar.
Lain, Saleh, lain pula Boby dia bilang dari empat jalur yang harus dilewati justru jalur satu yang sulit dilewati.
“Kau bayangkan, saat di tengah malam, saat malam, kami terjebak di sebuah kolam seperti danau, sangat dalam. Untung saat itu tim kami masih lengkap tiga mobil sehingga kami saling tarik, ” ungkap Boby.
Tapi sebenarnya banyak yang menarik saat mengikuti offroad. Apalagi saat bermalam. Mereka akan membuka tenda. Dan memasak bersama atau membuka bekal.
Ah ternyata kisah di atas belum seberapa, Charles yang merupakan Offroader pengalaman sering mengikuti event Offroad menceritakan banyak soal pengalamannya selama lima tahun mengikuti offroad ini.
Dia bilang pernah ikut jalur di Kerinci, dimana saat itu para Offroader harus mendaki 1.000 an Mdpl, itu artinya ukuran bukit atau bahkan gunung.
Setengah jalan, lanjut Charles, mobil mereka mogok karena kehabisan bensin. Jadi dia dan tim harus berhenti di jalan.
“Saya turun dan mengambil dirigen di belakang dan langsung mengisi. Dan tiba-tiba aku melihat binatang seperti harimau, lantas saya belingsat masuk ke mobil. Benar saja ternyata memang harimau,” ceritanya.
Harimau itu mengelilingi mobilnya. Terdengar suara nafas harimau dari dalam mobil. Sementara dia dan teman-temannya hanya diam terpaku di dalam mobil. Setelah dua jam akhirnya dia pergi.
“Kami baru tau kalau kami melanggar peraturan di hutan, memasak di dalam panci dan membuang bekas nasi ke sungai,” ujarnya.
Banyak lagi kisah menariknya.
“Lihat hantu? Sering. Kita tak boleh takabur,” katanya.
(Andika/Swaranesia.com)