SWARANESIA.COM-Menanggapi musibah gugurnya Ainul Harahap bin Salim Harahap santri PP RaudOChatul Mujawwidin yang masih dalam pengusutan Polres Tebo Jambi, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Provinsi Jambi Buya Margutin menyatakan dirinya prihatin dengan maraknya informasi beredar di media sosial yang cenderung provokatif dan mengarah pada aksi persekusi kepada pihak Pondok Pesantren.
Menurutnya tidak ada lembaga pendidikan yang sempurna, apabila terjadi kematian apakah itu karena kecelakaan ataupun kekerasan, semua sama pentingnya untuk diusut tuntas namun harus proporsional dan berimbang.
Dalam pernyataan sikap FKPP yang disampaikan dalam Konferensi Pers “Misteri “Gugurnya” Santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin, Kecelakaan atau Kekerasan” yang digelar pada Sabtu (16/12/2023) di Jambi, Buya Margunti meminta pihak keluarga maupun Ponpes bersikap bijak dan membiarkan kepolisian bertindak professional dalam mengungkap fakta seluas-luasnya.
“Dampak pemberitaan mengenai musibah yang terjadi di dunia pendidikan Islam, dapat menyurutkan minat anak dan keluarga untuk menuntut ilmu agama. Jikapun ada tindak negatif, itu pasti perbuatan oknum dan bukan menggambarkan kualitas ponpes secara keseluruhan” jelasnya.
FKPP, lembaga yang dipimpin Buya Margutin membawahi 500 komunitas Ponpes se Provinsi Jambi ini merasa perlu untuk menengahi dan menyatakan sikap. Mengingat selama satu bulan terakhir sejak kematian santri AH, pihaknya memantau perkembangan kasus yang dilaporkan keluarga korban ke Polres Tebo berpotensi konflik kepentingan yang membawa nama komunitas etnis dan politisi yang sedang nyaleg.
“Biarkanlah internal Ponpes Romu dan keluarga korban yang saling bertabayun dan berperkara bersama pihak yang berwenang di Kepolisian. Jangan dipolitisir apalagi diprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan langsung” tegas Buya.