SWARANESIA.COM Kabut asap di Jambi belum mereda. Akibatnya menyebabkan penderita ISPA terus bertambah. Lihat saja sejak bulan Agustus lalu.
Berdasarkan data yang diterima swaranesia.com pada bulan Agustus minggu ppertam terdapat 1.707 penderita ISPA di kota Jambi. Memasuki minggu ke dua, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, dimana pada minggu ke dua terdapat 2.189 penderita ISPA akibat dampak dari kabut asap tersebut.
Puncak penderita ISPA di kota Jambi terjadi pada minggu ke 3, dimana pada minggu ke 3 terdapat 2.577 penderita ISPA. dan pada minggu ke 4 bulan Agustus terjadi penurunan terhadap pendeirta ISPA tersebut. Dimana pada minggu ke 4 tersebut terdapat 2.224 penderita ISPA.
Akan tetapi, saat ini kabut asap kembali menebal di Kota itu, terutama pada malam hari. Kualitas udara di kota itu pada malam hari alami perubahan yang sangat signifikan. Berdasarkan data dari Air Quality Monitoring System (AQMS) kualitas udara kota itu masuk dalam kategori tidak sehat. Karena AQMS pada parameter partikulat berada diatas ambang mutu.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Jambi, Nur Indrayeti yang dikutip dari imcnews.id Menjelaskan kabut asap yang terjadi di kota itu merupakan dampak terhadap kebakaran hutan dan lahan yang terjadi diwilayah sekitar Kota Jambi. Seperti karhutla yang terjadi di Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari dan perbatasan Provinsi Jambi dengan Provinsi Suamatra Selatan.
Pada malam hari tekanan udara menurun, sehingga tekanan partikel debu berterbangan di wilayah kota Jambi.