SWARANESIA.COM Jelang pemilihan gubernur, Pilgub Jambi 2020 Partai Golkar Provinsi Jambi mulai bergaduh. Sempat terjadi keributan antar pengurus internal partai Golkar Provinsi Jambi.
Keributan ini bermula dengan adanya pernyataan untuk melakukan Musda luar biasa (musdalub) partai Golkar Provinsi Jambi yang saat ini dijabat pelaksana tugas (plt) dan beberapa daerah yakni Sarolangun, Merangin dan Sungaipenuh yang masih kekosongan ketua definitif.
Awalnya kegaduhan Partai Golkar ini terjadi saat rapat pleno pengurus partai Golkar Provinsi Jambi, Senin (16/9) lalu. Ketika itu, pelaksana tugas Ketua Golkar Provinsi Jambi Taufik mewacanakan untuk melakukan musda luar biasa.
Namun ternyata permintaan ini ditolak pengurus partai.
” Karena saat ini jabatan ketua masih plt maka kita akan lakukan musda luar biasa, ” Ujar Taufik, Senin (16/9).
Menurut Taufik, jabatan ketua saat ini sudah lebih dari dua bulan, dalam aturan organisasi masa jabatan sementara bisa diperpanjang atau tidak tergantung kebutuhan organisasi.
Namun permintaan ini ternyata ditolak pengurus partai Golkar Joni Ismed, kata Joni sebaiknya musda luar biasa dilaksanakan seusai Munas DPP Golkar.
” Kalau menurut saya sebaiknya setelah munas DPP baru kita adakan musda, ” Ujar Joni.
Namun permintaan Joni ini dibantah pengurus lainnya yakni A Rahman, katanya lebih baik dilakukan sebelum munas.
” Bagaimana kita bisa ikut munas kalau ketua masih plt, ” Ujar A Rahman.
Sempat terjadi pernah perang mulut di dalam internal partai, terkait dengan keinginan untuk melakukan musda luar biasa.
Akhirnya Taufik memutuskan akan minta pendapat DPP untuk melakukan Musda luar biasa ini.
” Kita tunggu keputusan DPP saja apakah harus musda atau tidak,” Ujar Taufik.
Sementara untuk pengurus partai Golkar di Merangin dan Sungaipenuh, langsung dilakukan plt.
” Kita minta Endria jadi ketua Plt Merangin dan Tabri Muis menjadi Plt di Sungaipenuh, ” Ujar Taufik.
Padahal sebelumnya Syarif Fasha yang ketua harian partai Golkar minta agar yang menjadi Plt di Merangin yakni Pinto dan di Sungaipenuh yakni Apriandito.
Fasha mengatakan soal pelaksanaan musda luar biasa dirinya menyerahkan pada DPP.
” Tadi keputusan DPP, kita lihat saja, ” Ujar Fasha. ( Andika, Swaranesia.com)