SWARANESIA.COM – Jalan rusak di Desa Sepintun, Kabupaten Sarolangun, menjadi keluhan utama warga. Hingga saat ini jalan rusak tersebut mencapai 3 Km.
“Jalan dari Lamban Sigatal menuju Desa Sepintun sepanjang 3 km masih berupa tanah. Saat musim hujan, jalan berlumpur dan sulit dilalui, baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki,” ujar Warga setempat Edoar Padli
Dia menjelaskan, jalan penghubung antara Sepintun dan Tran 3/Trans SAD juga berada dalam kondisi serupa.
“Ketika hujan, kendaraan sulit melintas, bahkan warga terkadang terpaksa bermalam di jalan karena tidak bisa melanjutkan perjalanan. Ini sangat menyulitkan, terutama bagi masyarakat yang ingin mengangkut hasil tani,” tambahnya.
Edoar menjelaskan mayoritas masyarakat Sepintun bergantung pada hasil tani, seperti kelapa sawit dan karet. Namun, buruknya akses jalan menjadi penghambat utama ekonomi.
“Bagaimana hasil tani bisa dibawa ke pasar jika jalan seperti ini? Kondisi ini membuat ekonomi masyarakat melambat,” tegasnya.
Ia juga menyoroti bahwa perbaikan jalan adalah kebutuhan mendesak.
“Jika jalan bagus, hasil tani bisa dijual dengan harga lebih tinggi, dan masyarakat akan lebih sejahtera. Infrastruktur yang baik adalah kunci pertumbuhan ekonomi desa,” ujarnya.
Edoar yang juga merupakan advokat berharap pemerintah, mulai dari tingkat kabupaten hingga nasional, memberi perhatian serius terhadap infrastruktur di Sepintun. Ia juga meminta perusahaan-perusahaan di sekitar desa untuk berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial (CSR) dalam membantu perbaikan jalan.
“Kami mengapresiasi langkah Kepala Desa Sepintun yang sudah menggandeng perusahaan untuk mencari solusi. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada Dinas PUPR Sarolangun yang telah membawa alat berat ke desa. Namun, ini belum cukup. Kami butuh komitmen lebih dari pemerintah untuk menganggarkan perbaikan jalan ini secara permanen,” jelas Padli.
