Oleh : H. Navarin Karim
Ada pengamat yang bersikap netral dengan gaya komunikasi non asertif mengatakan bahwa kemenangan semua calon Presiden ketika debat pertama tanggal 12 November 2023. Apa yang dikemukakan pengamat tersebut tidak salah, karena masing-masing juru bicara Tim sukses ketika talk show pasca debat mengklaim calon Presidennya yang unggul dengan justifikasi yang meyakinkan. Cukup dimaknainya, masih debatable.Sebaiknya siapa yang sebenarnya menang ketika debat pertama tersebut, sebagai konsumsi evaluasi masing-masing saja. Ada kejadian rekan yang melanjutkan debat di group whatsapp (wa), sampai diperingati jangan didiskusikan di group WA karena dapat merusak persahabatan, keakraban dan bermuara kepada terganggunya persatuan. Rocky Gerung yang dikenal dengan selalu mengedepankan akal sehat, memberi tanggapan tentang evaluasinya terhadap debat Presiden putaran pertama ditinjau dari Ilmu Retorika. Beliau mengomentari secara netral : Ada retorika ketiga calon Presiden tersebut. Ketiganya konsisten. Anis Baswedan konsisten dengan metodelogi berfikir, Probowo konsisten dengan mengumbar emosi, dan Ganjar Pranowo konsisten sebagai motivator.
Bicara tentang konsisten, penulis mencoba melihat aspek istiqomah ketiga capres ditinjau dari Idiologi Pancasila.
Anies Baswedan Konsisten dengan Tiga Sila
Beliau banyak mempersoalkan tentang penguatan Demokrasi yang tidak sesuai dengan teori. Bukan kekuasaan yang mengatur hukum, tetapi hukumlah sebagai panglima yang mengatur kekuasaan. Fenomena Orda (Orang Dalam) praktek mengedepankan kekuasaan, dapat penegakan hukum yang berkeadilan. Kasihan dengan rakyat yang tidak punya orang dalam. Demokrasi harus memberi ruang kebebasan kepada masyarakat mengemukakan pendapat dan mengkritik. Dalam demokrasi juga harus punya oposisi, kenyataan pihak oposisi tidak kuat memposisikan dirinya, karena tidak bisa lancar berbisnis. Lantas beliau juga mempersoalkan tentang pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Pindah dengan meninggalkan persoalan-persoalan Jakarta. Pemerintah beralih perhatian dengan focus membangun IKN, sementara di IKN petani kesulitan mendapatkan pupuk, apakah ini berkeadilan? Persoalan tidak ada perlakuan beda dan kerukunan umat beragama yang melibatkan (Forum Komunikasi (FKUB) juga ditunjukkan oleh Anies ketika beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Berbagai perizinan pendirian mesjid, gereja, pure dan klenteng dipermudah.
Prabowo Konsisten Dengan Sila Persatuan Indonesia
Prabowo orang yang dianggap menghayati hakekat Pancasila yang bermuara kepada Persatuan, walaupun dalam penerapan demokrasi masih bias. Ia sempat juga berkilah Anies bias dipilih jadi Gubernur karena Demokrasi, tidak mungkin dia sebagai oposisi mendukung Anies sebagai Gubernur dan Presiden Jokowi yang katanya otorier menyetujui Anies sebagai Gubernur. Almarhum Gusdur pernah kemukakan Orang yang paling ikhlas terhadap bangsa dan Negara ini adalah Prabowo. Artinya beliau orang yang tidak diragukan lagi dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Ini tercermin dalam pernyataannya : jiwa dan raganya siap dipertaruhkan, bukan semata untuk memperoleh kekuasaan.
Ganjar Pranowo konsisten dengan Sila Kedua
Indikasinya dapat disimak dari pertanyaan beliau kepada Prabowo berkaitan dengan orang yang hilang masa reformasi hingga sekarang belum ditemukan keluarganya walau hanya kuburan. Persoalan HAM yang merupakan issu masa reformasi yang belum selesai hingga saat ini seolah akan dituntaskan oleh Ganjar Pranowo jika menjadi Presiden. Percaya diri merasa mampu menyelesaikan persoalan ini, mengingat pendampingnya adalah pakar hukum yang notabene Menteri koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Isue yang tak kalah hangat diangkat oleh Ganjar Pranowo adalah penyelesaian persoalan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akan diselesaikan melalui Dialog. Kemudian persoalan kemanusian yang tidak kalah pentingnya adalah akan memberikan pelayanan lebih baik terhadap kelompok rentan dan disabilitas. Mengingat beliau adalah sarjana ilmu Pemerintahan yang sangat paham dengan prinsip tata kelola pemerintahan.
Penutup
Gambaran dini hasil debat putaran pertama ini, paling tidak sudah dapat memberikan pengetahuan siapa yang akan kita pilih. Demi persatuan dan kesatuan, jangan dibocorkan, karena hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu siapa yang akan dipilih dan dicoblos di bilik suara. Last but not least, pengetahuan awal ini dengan asumsi belum masuk variable kelebihan dan “kekurangan” masing-masing pendamping. Pemilih rational tentu akan lebih mengedepankan metodologi berfikir akal sehat.
———————–
Penulis adalah dosen senior Prodi Ilmu Politik dan Pemerintahan Unja.