SWARANESIA.COM-Siapa bilang rakyat Palestina tidak ada kontribusi terhadap bangsa Indonesia. Sehingga rakyat Indonesia disebut tak perlu memikirkan konflik yang terjadi di Palestina.
Padahal ada banyak tokoh Palestina yang punya jasa besar terhadap Indonesia, khususnya saat kemerdekaan Indonesia.
Diketahui Palestina adalah dua negara selain Mesir yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.
Berikut tokoh-tokoh penting Palestina yang berkontribusi untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
1.Ali Thahir, pengusaha kaya Palestina yang menguras semua tabungannya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia, tahun 1944. Ia berkata, “Terimalah kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia”.
Sejak sebelum Indonesia proklamasi pada 17 Agustus 1945, rakyat Palestina aktif mendukung bahkan menggalang dana untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.
2. Syaikh Muhammad Amin Husaini, Mufti Besar Palestina, bersama KH Agus Salim. Setahun sebelum Indonesia merdeka, pada 6 September 1944, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberikan dukungan secara terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia di radio.
3. Syaikh M Amin Husaini (Mufti Besar Palestina) dan pemimpin Arab lainnya dari Al Jazair dan Saudi (Pangeran Faisal) yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
4. Panitia Pusat untuk kemerdekaan Indonesia berfoto bersama Syaikh M Amin Husaini dan Ali Thahir dari Palestina setelah keduanya lolos dari kejaran pasukan tentara Sekutu karena mendukung kemerdekaan Indonesia.
Palestina negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia
Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika Indonesia sangat setia membela Palestina. Bahkan kini, ketika konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas akibat status Yerusalem, bangsa Indonesia secara tegas memberi dukungan kepada Palestina. Rupanya kesetiaan untuk memberi pembelaan berawal dari sejarah.
Palestina diketahui menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bahkan sebelum resmi merdeka. Sebagaimana diketahui, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan secara de facto pada 17 Agustus 1945. Guna menjadi negara yang berdiri utuh (de jure) tentunya membutuhkan pengakuan dari negara lain.
Dikutip dari buku berjudul Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia di saat negara-negara lain belum memutuskan sikap. Pengakuan ini dilontarkan saat Indonesia masih dijajah tentara Jepang. Pada September 1944, Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia sebelum negara Arab yang lain.
Dalam buku yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc pada halaman 40 itu juga diterangkan bahwa pengakuan Mufti Besar Palestina, Amin Al-Husaini diumumkan melalui Radio Berlin berbahasa Arab. Berita yang disiarkan melalui radio tersebut terus disebarluaskan selama 2 hari berturut-turut. Bahkan buletin harian “Al-Ahram” yang terkenal juga menyiarkan berita itu.
Saat itu, Amin Al-Husaini diketahui tengah bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II. Ulama kharismatik tersebut mengumumkan dukungannya atas kemerdekaan Indonesia di tengah situasi sulit. Ia diketahui tengah berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.
Tak hanya memberi dukungan, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini kemudian mendesak Negara-negara Timur Tengah lainnya untuk mengikuti jejaknya. Seruan yang disampaikan Muhammad Amin Al-Husaini ini kemudian disambut baik oleh Mesir. Setelah Palestina, Mesir jadi negara selanjutnya yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Mesir mengakui kedaulatan Republik Indonesia tepatnya pada 22 Maret 1946.