SWARANESIA.COM,JAKARTA- Santo Purnama adalah warga Indonesia salah satu pendiri Sensing Self, startup biotek yang berbasis di Singapura. Perusahaannya telah membuat alat rapid test untuk mendeteksi virus corona baru, COVID-19, dalam waktu sekitar 10 menit.
Alat tersebut bekerja menggunakan analisis enzim sehingga hasilnya diketahui dalam waktu cepat. Beda dengan tes swab lubang hidung yang membutuhkan waktu hingga satu jam.
Santo Purnama merupakan satu dari dua sosok penting yang mendirikan perusahaan biosains Sensing Self pada tahun 2016 di Singapura. Bersama temannya, Shripal Gandhi, perusahaan ini awalnya fokus memproduksi alat tes kesehatan yang bisa dilakukan secara mandiri dengan sampel darah, air liur, hingga air seni.
Sejak virus korona mewabah pertama kali di Wuhan, China, Sensing Self mulai fokus memproduksi alat tes COVID-19 yang dijual sesuai dengan biaya produksi tersebut. Sebenarnya, perusahaan Sensing Self ini memproduksi 2 alat tes virus korona.
Pertama, alat uji pendetek korona dengan mengambil sampel cairan pernapasan dan memanfaatkan metode molekuler atau PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh seseorang. Hasil tes dari alat yang sati ini bisa keluar dalam hitungan jam saja. Hanya saja, alat yang dikembangan perusahaan milik Santo ini baru tersedia di pasar Amerika serikat. Kedua, adalah alat tes virus korona yang berbasis serologi dengan cara mengambil sampel darah. Dengan alat ini, hasil tesnya keluar dalam 10 menit. Oleh karenanya ia disebut sebagai rapid test.
Untuk alat yang kedua ini, Santo berharap masyarakat Indonesia juga bisa memakainya. Sebab, bagi dia, di tengah pandemi korona, seluruh warga dunia ibarat orang buta. Dimana ia tak dapat melihat apakah dirinya terinfeksi virus korona atau tidak. Oleh karena itu, dengan alat rapid tes buatannya yang dijual dengan harga terjangkau, siapapun memiliki kesempatan melihat apa yang terjadi dalam dirinya.
Dia membangun perusahaan yang berhasil membuat alat rapid test mandiri untuk COVID-19 ini bersama rekannya, Shripal Gandhi. Secara khusus, perusahaan yang berpusat di Singapura tersebut bergerak di bidang pengembangan alat tes kesehatan mandiri. So, tak heran bila negara-negara di Eropa, India, dan Amerika tertarik untuk menggunakan hasil produksinya tersebut.
Santo adalah lulusan Purdue University dan Stanford University dengan disiplin keilmuan di bidang ilmu komputer dan teknologi. Sedangkan rekannya, Shripal Gandhi adalah lulusan University of Mumbai dan University of California pada jurusan teknik kimia dan biosains dengan predikat lulusan terbaik.