*Oleh; Mahyudi*
Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Provinsi Jambi
Akhirnya, di menit-menit akhir jelang pluit pendaftaran Pilkada KPU tiup muncul penantang Fikar-Yos Adrino di Pilwako Sei Penuh 2020. Kompetitor tersebut tak lain adalah Ahmadi Zubir yang berpasangan dengan Hardizal. Kedua sosok ini memang jauh hari di gadang-gadang bakal memberi kejutan di tengah isu pilkada kotak kosong yang kian berhembus kencang di tengah masyarakat. Isu yang menurut Penulis berkembang dikarenakan faktor _hopeless_ -kehilangan harapan melawan oligarki kekuasaan dan kejenuhan akan situasi politik lokal.
Deklarasi pasangan Ahmad Zubir – Hardizal (AZ-HZ) ini tentu membuat sebagian pihak tentu merasa lega dan menyambut positif dan di sebelah pihak ada yang kecewa. Bagi pihak yang menyambut positif tentu ini menjadi harapan untuk melahirkan pilkwako berkualitas. Ada nuansa kompetisi dari para kandidat peminat kursi BH 1 RB. Masyarakat Kota Sei Penuh bakal di suguhi paparan grand design atau roadmap pembangunan Kota Sei Penuh 4 tahun kedepan. Menikmati berbagai porsi janji kampanye, menimbang rekam jejak para kandidat dan memutuskan untuk memilih siapa yang paling cocok untuk majunya Kota Sei Penuh.
Sedangkan bagi pihak yang kecewa, majunya AZ-HZ ini karena menganggap sebagai upaya mempertahankan bangunan oligarki yang berkuasa atau sekedar sebagai kandidat ‘boneka’ dan sangat kecil kemungkinan menang melawan pasangan Fikar-Yos Adrino (Fikar-Yos) yang notabene di usung koalisi gemuk yang terdiri Demokrat, PAN, PKB, Hanura dan PKS. Plus memiliki sumberdaya finansial pilkada terbatas. Dan isu Pilkada VS Kotak Kosong banyak di suarakan oleh pihak ini. Sebagai bentuk protes atas kondisi Sei Penuh saat ini dan suramnya masa depan Kota Sakti.
Dimana posisi Partai Gelombang Rakyat Indonesia? Tentu ini pertanyaan menarik untuk di diskusikan. Sebagai parpol baru yang telah resmi di sahkan oleh Kemenkumham Mei yang lalu, Partai Gelora Indonesia (Gelora) telah mencanangkan tekad untuk turut serta dalam perhelatan Pilkada 2020 yang bakal berlangsung 9 Desember nanti. Berpartisipasi aktif mendukung lahirnya Pilkada yang berkualitas meskipun belum memiliki kursi di parlemen. Bagi Gelora Kota Sei Penuh yang telah memiliki modal struktur lengkap hingga level PAC, Pilwako kali ini sebagai upaya ujicoba mesin partai dan soliditas kader untuk bekerja dalam politik.
Dalam konteks Pilwako Sei Penuh 2020, Dewan Pimpinan Daerah Partai Gelora Indonesia Kota Sei Penuh juga turut melakukan komunikasi politik dengan AZ-HZ dan menyatakan dukungan serta siap berkolaborasi dalam kerja pemenangan.
Selain itu ada hal yang tak kalah penting yang harus menjadi tugas Partai Gelora dalam mewujudkan pilkada bermartabat. Gelora memiliki tanggung jawa moral guna memastikan pasangan AZ-HZ benar-benar memang maju Pilwako atas dasar keinginan luhur untuk memberi baktinya buat Kota Sei Penuh. Bukan sekedar gagah-gagahan, bukan karena faktor X yang justru bermuara pada keuntungan pribadi.
Sudah menjadi rahasia umum, terkadang dalam Pilkada ada istilah memunculkan kompetitor untuk memastikan kemenangan. Ada sebutan kandidat “boneka” untuk memecah suara dan agar Pilkada dianggap demokratis. Nah, Gelora “berkewajiban” mencegah terjadinya “drama Solo” di Pilwako Sei Penuh. Gelora ingin mengingatkan kepada sesama partai akan kewajiban institusional sebagai partai politik untuk melakukan fungsi dan tugas rekrutmen politik pejabat publik menurut UU Partai Politik serta melakukan proses kaderisasi kepemimpinan. Langkah borong kursi yang dilakukan Fikar-Yos membuktikan tengah terjadi krisis kader pemimpin di parpol pemilik kursi parlemen Sei Penuh. Parpol yang ada tidak pede mengusung kadernya atau membuat terobosan komunikasi politik untuk mengusung penantang Fikar-Yos.
Maka itu, Gelora harus terus mendampingi AZ-HZ dan mendorong paslon ini untuk menunjukkan sikap sebagai penantang serius di Pilwako. Ini penting guna menepis bisik-bisik sumir bahwa mereka merupakan bagian skenario paket pemenangan Fikar-Yos.
Saat ini, fokus Gelora bersama parpol pengusung AZ-HZ lainnya adalah menangkap getaran-getaran keresahan warga kota Sei Penuh yang mengharapkan perbaikan. Mengkapitalisasinya menjadi kekuatan gelombang perubahan warga Sei Penuh yang dahsyat. Sebagaimana nama Gelora; Gelombang Rakyat Indonesia. Gelora mencoba menampung “emosi” kejenuhan akan tajamnya kuku oligarki kekuasaan dan menawarkan AZ-HZ sebagai kandidat yang pas untuk menggergaji kuku-kuku status quo tersebut. Bergerak aktif ke setiap sudut Kota guna meyakinkan warga bahwa Pilwako 2020 ini adalah momentum perubahan untuk Sungai Penuh yang lebih baik.
Diakhir kata, chemistry apik antara Gelora dengan AZ-HZ telah terbentuk. Atmosfer ingin melakukan perbaikan buat Kota Sei Penuh telah memenuhi rongga dada para pihak. Melangkah dengan niat tulus dan ucap “Bismillah” secara bersama. Mengembangkan layar dan pantang surut kebelakang. Berjuang untuk meraih kemenangan dan keridhoan. Semoga.