Fahri Hamzah menyebutkan saat ini ada 25 juta rakyat miskin. Kondisi kemiskinan saat ini semakin akut.
Apalagi menurut wakil ketua Partai Gelora ini, jika kondisi kemiskinan dibagi berdasarkan pendapatan per hari.
Mantan anggota DPR RI ini menyebutkan Sebelum pandemi, angka-angka statistik kesra dianggap sudah pada level baik: angka kemiskinan menyentuh 1 digit (9.22% per september 2019), pengangguran hanya 7 juta orang (5.28% per Agustus 2019), ketimpangan pendapatan juga terus menurun (0.38 per september 2019). Tapi..?
Jadi ada 25 juta orang miskin, kondisi kemiskinannya begitu akut, karena ukuran yang dipakai terlampau rendah, bahkan tidak manusiawi.
Miskin dalam definisi ini adalah orang dengan pengeluaran konsumsi kalori saja perbulan dibawah Rp.440.000,- (Rp.14.600 per hari per kepala).
Bisa dibayangkan, untuk makan sehari 3 kali saja, ukuran ini sangat tidak manusiawi sekali. Jadi,
“sekali makan seharga Rp. 4.200,-. Hanya untuk makan, bagaimana dgn (pendidikan, kesehatan, air bersih dll?). Maka kelompok masyarakat ini adalah yang paling sengsara, ” Katanya di akun twitternya
Fahri Hamzah menyebutkan ada yang disebut tidak miskin karena pendapatannya lebih sedikit (katakan Rp 15.000,- saja)?
“Kita asumsikan dari Rp 15.000,- per hari, untuk makan Rp 9.000,- dan Rp 6.000 untuk kesehatan, pendidikan dan transportasi. Maka angka ini pun masih tidak layak untuk dibilang tidak miskin, ” Jelasnya.