SWARANESIA.COM- Sebuah video yang menampilkan sekelompok orang melakukan aksi yang disebut “Christopher Street Day” di depan Kaaba, Mekkah — lengkap dengan tarian, lingkaran cinta, dan simbol-simbol LGBT — memicu kemarahan global. Dalam narasi yang menyertainya, aksi itu disebut sebagai bentuk queering the Tawaf dan menyebut Kaaba bertemu dengan “RegenbogenKaaba” (Kaaba Pelangi).
Masyarakat mmeminta untuk melaporkan akun instagram yang mengunggah video tersebut agar bisa di hapus oleh instagram.
Video tersebut secara luas dianggap sebagai hasil rekayasa teknologi, kemungkinan besar dibuat dengan kecerdasan buatan (AI). Namun meskipun palsu, dampaknya nyata. Reaksi keras datang dari berbagai belahan dunia. Banyak pihak mengecam video itu sebagai bentuk penistaan terhadap Islam dan penghinaan terhadap tempat suci umat Muslim.
Kaaba merupakan pusat ibadah umat Islam, tempat di mana jutaan orang menunaikan ibadah haji dan umrah setiap tahun. Menjadikannya sebagai latar aksi simbolik LGBT dinilai tidak hanya melukai perasaan umat Islam, tetapi juga merupakan bentuk pelecehan terhadap keyakinan religius yang sangat dihormati di seluruh dunia.
Tokoh-tokoh Muslim dan organisasi Islam internasional menyatakan kecaman mereka atas video tersebut. Mereka menegaskan bahwa **Kaaba bukan simbol budaya, melainkan tempat suci yang harus dijaga kesuciannya dari segala bentuk provokasi atau manipulasi visual

“Menyalahgunakan simbol-simbol keagamaan untuk agenda tertentu — apalagi dengan sentuhan satir dan glitter — adalah tindakan tidak bertanggung jawab yang berpotensi memperkeruh hubungan antarumat beragama,” ujar salah satu tokoh Islam Eropa.
Video ini membuka kembali diskusi tentang batas kebebasan berekspresi dan pentingnya menghormati simbol suci agama, terutama dalam era digital di mana manipulasi visual kian mudah dilakukan.
