SWARANESIA.COM – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi memperkenalkan Biochar pada petani holtikultura. Sabtu (31/8)
Perkenalan Biochar ini dilaksanakan di Desa Lopak Alai Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muara Jambi Pada kelompok Tani Makmur.
Sebagai pelaksana dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi, yakni Tim PPM Pertanian UNJA, Ir Endriani,MP, Dr.Ir. Armen Mara Ms, Dr.Ir. H.M. Syarif, MS.
Di Balik Gerasa-gerusu Surat Edaran Fachrori Umar, Ombdusman Turut Beri Peringatan
Dosen UNJA Endriani mengatakan merupakan program ini untuk menerapkan hasil penelitian sebagai Dosen ada masyarakat tani salah satu petani desa Makmur Lopak Alai kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muara Jambi.
“Memperkenalkan biochar ke petani untuk pembenahan tanah. Diharapkan Mampu membangun wirausaha baru yang dibantu dengan rumah sentra biochar, “
Dia juga mengatakan program ini dilaksanakan lebih kurang selama satu tahun, dalam menjalankan program ini dilaksanakan oleh kelompok tani yang terdiri dari 15 orang.
” Kegiatan ini juga dibiayai dari dana dikti pusat” ujar Endriani.
Sementara itu seorang petani menyambut baik dengan adanya program ini.
“kami senang sekali dengan adanya program ini, berharap bisa membantu beban petani, ujarnya.
Apa itu Biochar?
Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik(biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas (pyrolysis). Pembakaran tidak sempurna dapat dilakukan dengan alat pembakaran atau pirolisator dengan suhu 250-3500 C selama 1-3,5 jam, bergantung pada jenis biomas dan alat pembakaran yang digunakan. Pembakaran juga dapat dilakukan tanpa pirolisator, tergantung kepada jenis bahan baku.Kedua jenis pembakaran tersebut menghasilkan biochar yang mengandung karbon untuk diaplikasikan sebagai pembenah tanah.Biochar bukan pupuk tetapi berfungsi sebagai pembenah tanah.
Biochar atau arang sudah sejak lama dikenal di Indonesia, terutama sebagai sumber energi (bahan bakar dan sumber panas). Arang juga dijadikan komoditas ekspor ke beberapa negara seperti Jepang dan Norwegia untuk bahan baku industri. Pada tahun 2000, Indonesia mengekspor sekitar 150.000 ton arang kayu bakau, dan tempurung kelapa ke Jepang.Dalam beberapa tahun terakhir, di beberapa negara seperti Jepang dan Australia mulai berkembang penggunaan arang (biochar) di bidang pertanian, yaitu salah satunya dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah.Di Indonesia sendiri, pemanfaatan biochar untuk pertanian dan kehutanan mulai berkembang pada awal tahun 2000. Aplikasi biochar ke lahan pertanian (lahan kering dan basah) dapat meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air dan hara, memperbaiki kegemburan tanah, mengurangi penguapan air dari tanah dan menekan perkembangan penyakit tanaman tertentu serta menciptakan habitat yang baik untuk mikroorganisma simbiotik.
Sumber bahan bakubiocharterbaik adalah limbah organik khususnya limbah pertanian. Potensi bahan bakubiochar tergolong melimpah yaitu berupa limbah sisa pertanianyang sulit terdekomposisi atau dengan rasio C/N tinggi. Di Indonesia, potensi penggunaan biocharsangat besar mengingat bahan bakunya seperti tempurung kelapa, sekam padi, kulit buah kakao, tempurung kelapa sawit, tongkol jagung, dan bahan lain yang sejenis, banyak tersedia. Dari berbagai hasil penelitian diketahui bahwa (1) proporsi sekam padi adalah 16-28% dari jumlah gabah kering giling; (2) proporsi tempurung dari buah kelapa sebesar 15-19%; (3) proporsi tempurung kelapa sawit 6,4% dari produksi tandan buah segar (TBS); dan (4) proporsi tongkol jagung 21% dari bobot tongkol kering.(Endriani, dkk)