SWARANESIA.COM,JAMBI- Sepanjang tahun 2018 hingga awal tahun 2019 Sebanyak 11 perusahaan di Jambi mendapat rapor merah dalam pengelolaan lingkungan hidup. Ini diketahui dari hasil penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Kepala dinas lingkungan hidup Evi Primawati mengatakan saat ini perusahaan kategori rapor merah cukup banyak.
“Ada 11 perusahaan, Jadi kalau untuk kategori merah tahun ini, 11 perusahaan ini ada cukup banyak,” kata Evi Primawati, Senin (24/2/2020) kemarin.
Katanya, 11 perusahaan dengan rapor merah itu di antaranya, PT Batanghari Tembesi, PT Hok Tong Jambi, PT Angso Duo Sawit, PT Bahari Gembira Ria, PT Biccon Agro Makmur, PT Graha Cipta Bangko Jaya.
Kemudian, PT Perkebunan Nusantara VI PKS Pinang Tinggi, PT Persada Harapan Kahuripan, PT Rudy Agung Agra Laksana, PT Sumbertama Nusa Pertiwi, dan PT Tebo Plasma Inti Lestari.
Pemerintah Provinsi Jambi sendiri, dalam kesempatan itu menyerahkan sertifikat penghargaan peringkat penilaian kinerja perusahaan dalam lngkungan hidup periode 2018-2019, di auditorium rumah dinas Gubernur Jambi.
Dari hasil penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup tahun 2018 – 2019 tersebut, PT Pertamina EP Asset l-Field Jambi Migas Eksplorasi Produksi Kota Jambi dan Muaro Jambi mendapatkan peringkat emas.
Sedangkan tiga perusahaan lain, yakni PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region ll-Depot Pengisian Pesawat Udara Sultan Thaha Kota Jambi, PetroChina International Jabung LTD (GAS) Tanjabbar dan PetroChina International Jabung LTD (Minyak) Tanjabtim mendapatkan peringkat hijau.
Sementara untuk peringkat biru, menurut Evi ada kurang lebih sebanyak 26 perusahaan. Dia menjelaskan, penilaian peringkat ini dilakukan guna melihat bagaimana cara perusahaan melakukan pengurangan terhadap beban pencemaran. Terutama pengurangan pencemaran terhadap air.
“Bagaimana mereka melakukan pengelolaan limbah B3 dan Non B3 baik padat maupun limbah cair. Kemudian bagaimana mereka melakukan pengurangan terhadap emisi, terutama emisi gas rumah kaca dan bagaimana cara mereka tetap melakukan observasi terhadap keanekaragaman hayati kemudian juga pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar,” sebutnya