SWARANESIA.COM- Kedatangan Cek Endra ke Bukit Bulan disambut upacara adat. Bagai menyambut kedatangan seorang raja, menjadi simbol restu dan dukungan warga di Pilgub Jambi.
***
Empat kelapa muda itu disusun bertumpuk, tiga di bawah satu di atas. Sebuah selendang bermotif garis-garis diikat melingkari 4 kelapa tadi.
Di kelapa bagian atas, ada sebilah ranting yang dicacak. Panjangnya sekitar satu mester. Kembang warna-warni diikat memenuhi ranting itu.
Kesemuanya itu ditaruh di atas sebuah nampan bulat, yang ditaburi beras.
Sementara sirih, pinang dan kapur ditaruh di tempat berbeda, dalam sebuah piringan panjang yang terbuat dari Kuningan.
Haji Mahmud berdiri di ambang pintu. Ia berhadap-hadapan dengan Cek Endra. Jaraknya dekat, hanya 1 meter saja.
Mulutnya mulai komat-kamit membaca kalimat-kalimat seperti pribahasa. Kalimat itu diucap dalam logat setempat, seperti ajisakti yang dirapal orang pintar.
Cek Endra terus mengumbar senyum. Orang-orang bejibun mengelilinginya. Sekitar dua menit Haji Mahmud komat-kamit.
Acara selesai dan ditandai dengan penyerahan sikapur sirih. Cek Endra maju selangkah, lalu mencicipi selembar daun sirih itu.
Tepuk tangan langsung bersahut-sahutan.
Upacara adat ini digeber khusus untuk menyambut kedatangan Cek Endra. Menurut Haji Mahmud, upacara adat ini tidak dibuat sembarangan.
Momennya tak pernah ada yang tahu. Tergantung tamu yang datang. Dan prosesi adat itu hanya dilaksanakan untuk menyambut seorang raja.
Kata Haji Mahmud, mereka sengaja membuat upacara adat, bukan karena menyambut Cek Endra sebagai seorang Bupati.
Sebab, Cek Endra sudah kerap datang ke sini. Tapi, upacara adat itu menjadi tanda bahwa Cek Endra akan menjadi seorang raja Jambi. Menjadi seorang Gubernur.
Inilah simbol dukungan warga Bukit Bulan, sebuah perkampungan paling ujung Kecamatan Limun itu, kepada Cek Endra yang menconkan diri menjadi Gubernur.
“Insyallah beliau menjadi raja Jambi, seperti doa kami warga Bukit Bulan,”kata Haji Mahmud, yang juga menjabat Ketua Lembaga Adat itu.
Yel-yel “Jambi Cerah” dan “Cek Endra Menang” langsung membumbung.
Pak Kusir, si ahlul bait bergegas memboyong Cek Endra naik ke lantai dua. Di rumah panggung inilah, silaturahmi warga bersama Cek Endra berlangsung, hingga menjelang asar.
Persamuhan itu berlangsung di Desa Meribung, Selasa kemarin. Ini lokasi ketiga yang dikunjungi Cek Endra, semasa menyisir wilayah Limun.
Butuh energi dan perjuangan keras untuk bisa sampai ke sini. Maklum, selain jarak tempuh yang panjang, medannya cukup berat. Mesti melintasi perbukitan, yang di kiri kanannya ada jurang curam.
Bagi Cek Endra, rasa lelah menaklukkan medan berat itu terobati dengan silaturahmi bersama keluarga besar warga Bukit Bulan.
Warga menyambutnya gegap gempita.
“Kami warga tiga desa siap memenangkan pak Cek Endra menjadi Gubernur,”pekik Sayuti, mewakili warga dan tokoh setempat.
Menurut Sayuti, yang hadir menyambut Cek Endra ini bukan hanya warga Meribung. Tapi, mereka datang dari tiga desa, antaralain Lubuk Bedorong, Napal Melintang dan Meribung.
Warga tiga desa itu berkumpul di Meribung, menyatakan dukungan kepada Cek Endra.
Sayuti menutup pidato penyambutan itu dengan berpantun.
Dari Tabir ke Kota Bangko….
Naik Sepeda hati terhibur…
Kami tiga desa hadir ke siko…
Siap memenangkan Cek Endra menjadi Gubernur…
Datang ke Bukit Bulan, Cek Endra mengaku bahagia. Ia terus menerus mengumbar senyum.
“Mengobati rindu Kito, yang cukup lamo dak jumpo. Sejak cuti menjadi Bupati, Sayo baru ini mampir ke siko. Alhamdulillah,,,mudah-mudahan silaturahmi ini dapat mempersatukan hati Kito,”sapa Cek Endra dalam logat Melayu.
Ia langsung berterus terang kepada warga bukit bulan. Sengaja datang ke sini, Cek Endra hendak menjemput restu.
Ia berharap doa dan sokongan warga, agar langkahnya menuju kursi Gubernur dimudahkan. Dimuluskan.
“Agar Sayo biso memajukan Jambi, utamonyo membangun daerah Bukit Bulan ini,”kata Cek Endra.
Ia mengaku prihatin dengan kebijakan provinsi, yang seakan menganak tirikan Sarolangun. Kucuran dana ke sini minim.
Sementara, kata Cek Endra, APBD Sarolangun sangat terbatas untuk membangun wilayah yang sangat luas itu.
Makanya, dengan menjadi Gubernur, Cek Endra berniat hendak memberesi persoalan infrastruktur, yang saban tahun menjadi masalah.
“Saya mohon doa, kalaulah putra Sarolangun ini jadi Gubernur, jalan Bukit Bulan ini juga akan menjadi bagian dari tanggungjawab provinsi,”tegasnya.
Acara dilanjutkan dengan diskusi, warga bertanya Cek Endra menjawab. Menjelang asar, pertemuan itu diakhiri. Cek Endra izin pamit karena harus bergeser ke desa sebelah, Mersip.
Warga mengantar Cek Endra hingga ke pintu mobil. Ia beringsut setelah melempar salam.(*)