Keberagaman menjadi salah satu anugrah bagi Indonesia. Kultur keberagaman juga menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan publik. sehingga, demokrasi adalah cara yang paling tepat untuk saat ini dalam pengambilan keputusan keputusan ketatanegaraan.
demokrasi memberi peluang setiap keberagaman untuk menyuarakan sikap dan pendapatnya.
dalam pemilihan kepala negara dan kepala daerah, demokrasi digunakan sebagai cara agar yang terpilih merupakan bentuk suara dari keberagaman.
keberagaman masyarakat juga memunculkan keberagaman kepentingan. dan kepentingan kepentingan ini menjadi hak masyarakat. kepentingan untuk kesejahteraan, pendidikan, hukum dan lainnya.
dalam proses pilkada, kepentingan kepentingan rakyat itu akan disalutkan melalui surat suara, memalui calon yang rakyat pilih.
dengan keberagaman ini, maka banyaknya kepentingan akan lebih teraspirasikan jika calon kepala daerahnya sesuai dengan banyaknya keberagaman itu.
dengan banyaknya calon kepala daerah, maka suara suara itu akan lebih tersampaikan.
maka banyaknya calon merupakan anugrah bagi demokrasi. setiap orang akan mendapat banyak pilihan-pilihan yang paling menyuarakan kepentingan mereka.
Pilkada di Provinsi Jambi, baik level Gubernur ataupun Bupati, tahun 2020 ini menjadi bencana bagi yang namanya demokrasi.
Partai -partai memilih untuk bermain dilevel aman, tanpa memperjuangkan ideologi mereka, tanpa mempertimbangkan suara konstituen mereka.
Seolah tidak ada lagi perbedaan konsep pembangunan, sehingga banyak muncul calon tunggal di pilkada pilkada di Provinsi Jambi.
Partai partai besar bahkan pemenang pemilu lebih tunduk bahkan mendukung calon yang nyata nyata maju lewat jalur independen. Partai Pemenang pemilu mengekor kandidat. wow, bahasa apa pula itu.
Semakin banyak kandidat, akan menguntungkan masyarakat. Masyarakat akan lebih banyak pilihan dalam menentukan mana yang baik dan mana yang kurang baik bagi mereka.
dan partai yang mempunyai hak istimewa dalam mengusung kandidat calon kepela daerah, sebaiknya mempertimbangkan hal itu. tidak selalu bermain pragmatis dengan dalih “Asal menang”.
Berkaca pada Pilgub Jambi sebelumnya, Zumi Zola bahkan bisa menumbangkan kandidat Incumbent. Artinya peluang di Pilgub untuk menang sama sama besar, karena cakupan wilayah yang luas. tidak mungkin mengandalkan uang saja. atau dalam bahasa kasarnya “mengandalkan uang siram”.
Kalau Pilgub, degan jumlah penduduk 3 juta orang, tidak mungkin mau di siram semua.
Kekuatan Program yang ditawarkan, image selama ini yang sudah dibangun dan jaringan tim sukses tentu lebih berpengaruh dibanding kekuatan siram menyiram.
Penulis mendorong agar Pilkada di Jambi lebih banyak konstestan, agar masyarakat bisa memiliki bamyak pilihan. dan semua harapan itu kini digantungkan pada partai partai yang ada.*
(Wawan Novianto : Dosen IAIN Kerinci/Founder Cakrawala Konsultan)