Oleh Andika Arnoldy
Yang muda mabuk yang tua korup
Mabuk terus korup terus
Jayalah negeri ini
(Distorsi – Ahmad Band)
Muqodimah
Indonesia Emas 2045 adalah grand disain Indonesia dalam rangka menuju Indonesia yang berkemajuan. Sebagai pemimpin, Indonesia Emas 2045 akan diambil alih oleh pemuda saat ini.
Pertanyaan yang muncul sanggupkah anak muda sekarang menghadapi Indonesia Emas 2045 itu?
Kita ambil sampel Provinsi Jambi saja yang jumlah penduduk cuma 3 jutaan dari 11 kabupaten dan Kota, dari Jambi kita akan bisa menebak bagaimana ujung dari Indonesia Emas 2045 itu, karena karakter anak muda Jambi boleh dikatakan sama dengan anak muda di Indonesia daerah manapun.
Sebelum cepat menjawab akan menjadi momok atau mitos? Mari seksama kita pahami karakter anak muda saat ini dari tiga model anak muda yang ada.
Apakah anak muda hari ini adalah pencitraan orang tua jaman sekarang, yang tergilas oleh jaman dan menyerah dengan keadaan. Atau jangan-jangan sama persis dengan lirik dari Ahmad Band yang dinyanyikan Ahmad Dani di atas?
Problematika
Pertama, Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Rumah.com dan lembaga survei independen pada tahun 2023, 61% responden muda berusia 24-39 tahun menyatakan bahwa mereka masih belum memiliki rumah.
Survei ini melibatkan 1.200 responden di 6 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, dan Makassar.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa mayoritas anak muda di Indonesia mengalami kesulitan untuk membeli rumah.
Kedua soal pengangguran Jumlah Usia Potensial
Pengangguran berdasarkan Data BPS 2021 Jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,7 juta orang pada Februari 2021.
Dari jumlah tersebut, 15,12% atau 1,31 juta orang berasal dari kelompok usia muda (15-24 tahun).
Artinya, kelompok usia muda ini memiliki angka pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.
Ketiga Jumlah Anak Putus Sekolah berdasarkan Data BPS 2020 Pada tahun 2020, terdapat 5,5 juta anak usia 7-18 tahun yang tidak bersekolah. Angka ini setara dengan 2,83% dari total penduduk usia tersebut.
Penemuan di lapangan
Tiga pemuda yang akan digambarkan dalam tulisan ini adalah perwakilan dari karakter anak muda kebanyakan.
Suatu sore di kafe kecil saya dan kawan-kawan duduk melingkar sambil menikmati kopi, masing-masing memesan kopi cappucino, americano dan ragam es kopi manis. Kami membicarakan banyak hal, politik dan potret masa depan Indonesia jika di pimpin Prabowo-Gibran.
Di sudut duduk dengan posisi sama melingkar, mereka berjumlah delapan orang, satu orang tampak lebih dewasa dari 7 pemuda lainnya. Mereka tampak khusuk mendengarkan petuah dari abangnya itu. Sesekali pembicaraan yang tampak serius itu ditimpali dengan sorakan dan candaan serta gelak tawa yang memecah sunyi ruangan.
Kuperhatikan lamat-lamat. Rupanya seorang yang dewasa itu sedang menjelaskan bagaimana dia mendapatkan uang dari usaha fotografi. Sambil memamerkan alat kamera untuk fotografi.
Oh ya di sekeliling mereka ada minuman berwarna seperti macha, minuman bersoda dan minuman es kopi. Dari segi penampilan mereka bukan orang ekonomi ke bawah, sepertinya orang tua mereka cukup berada.
Saya beralih ke gawai dan memperhatikan berita terbaru yang muncul. Sedihnya membaca berita, telah terjadi begal motor yang dilakukan oleh anak muda. Mereka mengancam korban dengan pedang samurai. Alasannya pelaku adalah untuk membeli kebutuhan sehari-hari termasuk narkoba yang sudah menjadi candu.
Seketika saya teringat dengan anak muda yang memulai usaha cukur rambut. Kini usaha cukur rambutnya sudah sangat maju, padahal lima tahun yang lalu dia memulai usaha dari sebuah kios berukuran 3 x 3 meter dengan satu kursi cukur. Kini dia sudah punya 4 kursi cukur plus tempat untuk creambath.
Setidaknya tiga model anak muda inilah yang akan menjadi penerus bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Tentu saja akan banyak model lainnya, tapi model di atas adalah model kebanyakan anak muda.
Bagaimana? Apakah muncul sebuah optimisme terhadap pembangunan Indonesia Emas 2045?
Persoalan dari sekian banyak yang dihadapi anak muda diantaranya adalah akses untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan murah, mendapatkan ruang ekspresi yang seluas-luasnya, mendapatkan kepercayaan diri untuk berkreasi dan berbuat. Lebih dari itu adalah bimbingan dan pembinaan dari seluruh aspek baik pemerintah dan orang tua terhadap anaknya.
Dari situ bisa diprediksi bagaimana masa depan anak muda menyongsong Indonesia Emas 2045, Momok atau Mitos?
Khatimah
Untuk menghadapi ini kita harus turun tangan. Terjun langsung berbuat terhadap generasi muda yang akan datang.
Ambil alih tugas negara yang katanya memberikan porsi 20 persen anggaran negara untuk pendidikan. Apakah sudah sesuai atau belum?
Bergerak bersama dan melakukan langkah nyata untuk bisa mengatasi persoalan tersebut.
Indonesia Emas itu adalah visi besar yang harus dicapai, bagaimana tidak, Indonesia harus maju dan tak boleh tertinggal dari negara-negara lain.
Namun darimana kita memulai, mungkin dari pendidikan itu sendiri. Pecahkan solusi agar semua anak harus sekolah dan berpendidikan, pintar dan tak tertinggal.
Berikan mereka motivasi dan beasiswa agar bisa menempuh pendidikan yang layak dan berprestasi.
Caranya? Mari fikiran bersama.