SWARANESIA.COM- Kebijakan gubernur Jambi Al Haris buka tutup jalan nasional untuk angkutan batubara dinilai mencla-mencle. Padahal kebijakan penutupan jalan nasional beberapa waktu lalu mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Namun belakangan kenapa malah dibuka kembali, apakah ini bagian dari prank agar mendapatkan simpati masyarakat?
Berdasarkan pengamatan, Gubernur Jambi Al Haris selalu tarik ulur soal kebijakan angkutan batubara.
Gubernur Jambi Al Haris beberapa kali membuka dan menutup jalur nasional dengan berbagai alasan, hingga sempat mempertahankan jalur sungai.
Kebijakan ini mendapat respon negatif dari sopir batubara hingga melakukan aksi unjuk rasa di kantor gubernur agar mereka dapat melanjutkan angkutan batubara. Namun saat itu permintaan ini ditolak dan akhirnya sopir hanya pasrah.
Kebijakan yang terkesan mencla-mencle ini ditanggapi pengamat politik Novi dibukanya kembali jalan nasional untuk batu bara menimbulkan keraguan atas ketegasan dan komitmen Gubernur Jambi dalam mengatasi masalah ini.
“Padahal sebelumnya, kepuasan publik terhadap kinerja Pemprov Jambi mengalami tren yang cukup positif pasca dikeluarkannya kebijakan larangan truk batu bara melintasi jalan umum dengan alternatif menggunakan jalur sungai, ” Ujar alumnus pasca sarjana Komunikasi politik ini.
Dia juga mengatakan Kebijakan yang berubah-ubah ini bisa berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Gubernur Jambi karena dianggap tidak tegas dalam mengambil kebijakan.
” Kesannya tak tegas, padahal pemimpin itu harus tegak pendirian, ” Katanya.
Menurut Novi, ini karena belum dua bulan merasa lega, sekarang masyarakat kembali resah karena terhantui dengan bayangan macet berkepanjangan seperti yang terjadi sebelumnya akibat truk batu bara.
” Itulah kenapa publik begitu cepat merespon perubahan kebijakan ini. Efeknya, terjadi tren opini yang cenderung negatif di kalangan masyarakat dalam beberapa hari terakhir, ” Katanya.