Hai saya si Garong kucing kampung yang suka keliling kampung cari mangsa untuk dimakan. Mangsa itu bisa ikan asin, ayam goreng atau makanan lainnya yang enak untuk ku makan.
Tak mudah menjadi saya ya, ini hidup penuh resiko, mulai dari dilempar sandal jepit, batu sampai ditendang kalau terpergok mencuri.
Saya tinggal di pasar tradisional, di sini begitu banyak kucing, bahkan ada yang sudah beranak pihak. Tau kan kalau kucing sekali beranak berapa? Namun saya adalah kucing jantan jadi tidak melahirkan dan mengurus anak.
Mayoritas dari kami adalah kucing buangan, banyak manusia yang buang kucing-kucing di pasar ini. Belakangan saya baru paham, kalau alasan manusia membuang kami ke sini adalah banyak makanan yang cocok untuk kami, seperti tulang ikan, ayam dan sisa makanan manusia. Ini bagian yang terseramnya. Untuk mendapatkan makanan seperti itu kami harus mengintai siapa saja yang makan, ketika manusia menjatuhkan tulang saat itulah kami berebut untuk mendapatkannya. Tak sampai di sana, kadang makanan yang didapat direbut lagi oleh kucing lainnya.
Sedikit cerita, saya pernah mendapatkan tulang ayam bagian paha, saya bawa lari ke tempat yang sepi, ternyata di sana sudah banyak gerombolan kucing yang menunggu. Belum lagi saya menikmati tulang, mereka sudah merebutnya. Begitulah nasib.
Namanya kucing. Setiap kucing yang sudah beranjak besar selalu berakhir di pembuangan. Sebuah stereotipe yang menempel pada kami adalah pencuri makanan, suka pup sembarangan dan kalau punya anak nyusahin. Apalagi kucing kampung seperti kami yang kucel, kotor dan jorok seperti kami. Pasti punya nasib naas. Naas, karena kalau mati tak ada yang urus dan buntang kami kadang berserakan di jalanan karena tertabrak.
Sedihnya.
Makanya aku iri dengan Bobby Kertanegara kucing milik Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Dia kan sama dengan saya, apa bedanya, kucing kampung, jantan, cuma istimewanya adalah kucing ini dipelihara oleh Presiden tinggal di Istana.
Pak Prabowo menemukan Bobby di sebuah jalan bernama Kertanegara, karena merasa kasihan maka kucing itu diambil dan dipelihara oleh orang yang tepat. Ini berbeda dengan aku, nama Garong muncul dari orang lain karena aku sering mencuri.
Kalau melihat instagramnya ada hampir sejuta followers dengan foto-foto yang berkesan. Bahkan Wikipedia menyebutkan jabatan Bobby adalah kucing Istana, begitu spesial nya dia. Duh, bikin iri.
Tapi begini. Andai saya jadi Bobby Kertanegara banyak yang akan saya lakukan sebagai balas jasa pada Pak Prabowo Subianto yang telah memelihara dengan sebaik itu.
Saya akan menjadi kucing sekaligus mata-mata. Tak banyak yang tau bahwa penciuman kucing adalah penciuman yang tajam meski masih kalah dengan anjing. Tapi mampu mengenali lingkungan. Nah itu akan aku lakukan untuk memata-matai orang-orang yang datang ke Istana
Jika pak Prabowo belum datang saya akan menguping pembicaraan mereka dan mencium aroma modus atau tulus dari seseorang. Jika hanya modus saya akan berikan kode menjilat kakiku. Kalau dia tulus maka akan datangi tamu dan duduk di dekatnya.
Selain itu, ketika pak Prabowo ingin mempertimbangkan nama atau proyek pekerjaan yang berguna atau tidak maka akan ku berikan kode juga. Kalau buruk aku akan mengeong kalau bagus aku akan diam saja.
Tapi ah sudahlah, sudahi mimpi di siang bolong ini. Kucing kampung malang seperti saya cuma bisa bermain becek dan makan bekas makanan orang lain. Tinggal menunggu nasib naas yang kapan saja bisa datang. Sambil berharap ada yang mengadopsi. Ah mimpi lagi.